Minggu, 16 Desember 2012

Psikologi Pendidikan Perkembangan Anak Usia 6-12 tahun SD



BAB I
PENDAHULUAN

A.PERKEMBANGAN RASA SOSIAL
            Dalam masa kritis pertama ketika anak bersikap “keras kepala” perkembangan rasa sosial tampak seakan-akan berhenti.tetapi yang sesungguhnya terjadi malah sebaliknya. Masa kritis pertama merupakan permulaan timbulnya kesadaran akan dirinya. Dengan kata lain merupakan sikap Objektif. Sebenarnya kritis pertama itu meletakkan dasar untuk perkembangan sosial yang sesungguhnya. .( Zulkifli, 2005, Psikologi perkembangan, Bandung,Remaja Rosdakarya)
            Bila anak mulai bersekolah, ia menyambut kenalan-kenalan baru itu dengan rasa gembira. Semua murid di kelas itu adalah temanya. Kemudian mereka membentuk kelompok-kelompok sendiri. Di mana setiap anak menggabungkan dirinya ke dalam salah satu kelompok. Makin lama, anak makin banyak memegang peranan individual dalam kelompoknya. Sekarang anak itu mulai  mengetahui bahwa ia anak yang pandai berhitung,termasuk murid yang pandai bermain bola,anak yang jenaka, dan sebagainya. Pada perkembangan selanjutnya munculah “pemimpin dan pengikutnya” di dalam kelas itu.
            Belajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman sebaya merupakan suatu usaha untuk membankitkan rasa sosial atau usaha untuk memperoleh nilai-nilai sosial. Sehubungan dengan usaha ke arah itu, sekolah hendaknya secara Ekplisit ikut menanamkan paham rasa sosial yang demokratis. Dalam hal ini guru memegang peranan untuk memahami kehidupan sosial di kalangan anak asuhnya, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat luas. Dengan mempergunakan, misalnya: teknik sosiometri, guru dapat mengetahui hunbungan sosial di kalangan anak-anaknya berdasarkan pengetahuan itu, guru akan dapat membantu anak-anak yang mempunyai kesulitan dalam pergaulan dengan teman sebaya. Dalam kehidupan keluarga, anak laki-laki harus di ajari peran sebagai laki-laki anak perempuan harus di ajari berperan sebagai perempuan. Hal ini sesuai dengan masyarakat anak laki-laki berperan sosial sebagai pria, anak perempuan beroeran sosial sebagai wanita. Untuk menunjang tegas perkembangan itu, aku hendaknya mengajarkan semuaperan sosial yang sewajarnya, masing-masing untuk murid laki-laki dan murid perempuan.

B.PERKEMBANGAN SOSIAL
Maksud dari perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial dapat juga di katakana sebagai proses  belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral (Agama). Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah Dasar di tandai dengan adanya perluasan hubungan. Di samping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas.
            Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri-sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginanya untuk di terima menjadi anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak di terima dalam kelompoknya.
            Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat di manfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti, membersihkan kelas dan halaman sekolah), maupun tugas yang membutuhkan pikiran (seperti merencanakan kegiatan camping, membuat laporan study tour).
            Tugas-tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan prestasinya, tetapi juga di arahkan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan melaksanakan tugas kelompok, peserta didik dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa dan bertanggung jawab.
C.SOSIALISASI PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Salah satu tugas perkembangan awal masa anak-anak yang terpenting adalah memperoleh latihan dan pengalaman, pendahuluan yang di perlukan  untuk menjadi anggota “kelompok” dalam akhir  masa kanak-kanak. Jadi pada masa awal anak-anak sering di sebut sebagai masa prakelompok.  Dasar untuk sosialisasi diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan teman sebayanya dari tahun ke tahun. Anak tidak hanya lebih bermain dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak berbicara.
            Jenis hubungan sosial lebih penting daripada jumlahnya. Kalau anak menyayangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadang-kadang saja. Maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebh daripada hunbungan sosial yang sering tetapi sifat hubunganya kurang baik. Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia daripada benda akan lebih mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih popular daripada anak yang iteraksi sosialnya terbatas.
            Manfaat yang di peroleh anak dengan diberikanya kesempatan Untuk berhubungan sosial  akan sangat di pengaruhi oleh tingkat kesenangan hubungan sosial sebelumnya. Yang umumnya terjadi dalam periode ini adalah bahwa anak lebih menyukai kontak sosial sejenis daripada hubungan sosial dengan kelompok jenis kelamin yang berlawan.
D.POLA SOSIALISASI AWAL
            Anak menunjukkan minat yang nyata  untuk melihat anak-anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial dengan mereka. Ini di kenal sebagai bermain sejajar, yaitu bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak-anak lain, kalaupun terjadi kontak,maka kontak ini cenderung bersifat perkelahian, bukan kerja sama. Bermain sejajar merupakan bentuk kegiatan sosial yang pertama-tama dilakukan dengan teman-teman sebayanya.
            Perkembangan berikutnya adalah bermain asosiatif, dimana anak terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain. Dengan meningkatnya kontak sosial,anak terlibat dalam bermain kooperatif, di mana ia menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi.
            Sekalipun anak sudah mulai bermain dengan anak lain, ia masih berperan sebagai penonton, mengamati anak bermain tetapi tidak berusaha benar-benar bermain denganya dari pengalaman mengamati ini, anak muda belia belajar bagaimana anak lain mengadakan kontak sosial dan bagaimana perilakunya dalam berbagai situasi sosial.



E.POLA PERILAKU SOSIAL DAN TIDAK SOSIAL

1.Pola Sosial
Meniru            
 Agar sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku orang yang sangat ia kagumi.
Persainga
  Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang-orang lain sudah tampak pada usia 4 tahun. Ini di mulai di rumah dan kemudian berkembang dalam bermain dengan anak di luar rumah.
Kerja Sama
Pada akhir tahun ketiga bermain kooperatif dan kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat baik dalm frekuensi  maupun lamanya berlangsung, bersamaan dengan meningkatnya kesempitan untuk bermain dengan anak lain.
Simpati
 Karena simpati membutuhkan pengertian tentang perasaan – perasaan dan emosi orang lain maka hal ini hanya kadang-kadang timbul sebelum tiga tahun. Semakin banyak kontak bermain, semakin cepat simpati berkembang.
Empati
            Seperti halnya simpati, empati membutuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang lain tapi di samping itu juga membutuhkan kemampuan membayangkan diri sendiri di tempat orang lain. Relative hanya sedikit anak yang  dapat melakukan hal ini sampai awal masa kanak-kanak berakhir.
Dukungan sosial
  Menjelang berakhirnya masa awal kanak-kanak, dukungan dari teman-teman menjadi lebih penting dari pada persetujuan orang-orang dewasa. Anak beranggapan bahwa perilaku nakal dan perilaku mengganggu merupakan cara untuk memperoleh dukungan dari teman-teman sebaya.


Membagi
        Dari pengalaman bersama orang-orang lain, anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh persetujuan sosial adalah dengan membagi miliknya terutama mainan untuk anak-anak lain. Lambat laun sifat mementingkan diri sendiri berubah menjadi sifat murah hati. Anak yang pada waktu bayi memperoleh kepuasan dari hubungan yang hangat, erat, dan personal dengan orang lain berangsur-angsur memberikan kasih sayang kepada orang di luar rumah, seperti guru taman indria, atau benda-benda mati seperti mainan kegemarannya atau bahkan selimut. Benda- benda ini disebut objek kesayangan.

2.Pola Tidak Sosial
Negativisme
   Negativisme, atau melawan otoritas orang dewasa, mencapai puncaknya antara usia tiga dan empat tahun dan kemudian menurun. Perlawanan fisik lambat laun berubah menjadi perlawanan verbal dan pura-pura tidak mendengar atau tidak mengerti permintaan orang dewasa.
Agresif
   Perilaku agresif meningkat pada usia empat tahun dan kemudian menurun. Serangan-serangan fisik mulai dig anti dengan serangan- serangan verbal dalam bentuk memaki-maki atau menyalahkan orang lain.
Perilaku Berkuasa
   Perilaku berkuasa, atau “merajai” mulai sekitar usia tiga tahun dan semakin meningkat dengan bertambah banyaknya kesempatan untuk kontak sosial. Anak perempuan cenderung lebih meraja daripada anak laki-laki.


Memikirkan Diri Sendiri
    Karena cakrawala sosial anak terutama terbatas di rumah, maka anak seringkali memikirkan dan mementingkan dirinya sendiri. Dengan meluasnya cakrawala lambat laun perilaku memikirkan diri sendiri berkurang tetap perilaku murah hati masih sangat sedikit.
Merusak
      Ledakan amarah sering di sertai tindakan merusak benda-benda di sekitarnya, tidak peduli milik sendiri atau milik orang lain. Semakin hebat amarahnya, semakin luas tindakan merusaknya.
Pertentangan Seks
       Sampai umur empat tahun anak laki-laki dan perempuan bermain bersama-sama dengan baik. Setelah  SD anak laki-laki mengalami tekanan sosial yang tidak menghendaki aktivitas bermain yang di anggap sebagai “banci” banyak anak laki-laki yang berperilaku agresif yang melawan anak perempuan.
Prasangka
Sebagian besar anak prasekolah lebih suka bermain dengan teman-teman yang berasal dari ras yang sama, tetapi mereka jarang menolak bermain dengan anak-anak ras lain.
       Kalau pada saat anak bnerusia empat tahun telah mempunyai pengalaman sosialisasi pendahuluan, biasanya ia mengerti dasar-dasar permainan kelompok, sadar akan pendapat orang lain dan berusaha memperoleh perhatian dengan cara berlagak menonjolkan diri. Dalam tahun-tahun salanjutnya ia memperhalus perilaku sosialnya dan mempelajari pola perilaku baru yang lebih dapat diterima oleh kelompok teman-temannya.
F. Bentuk perilaku awal dalam berbagi situasi sosial
          Bentuhk perilaku sosilal yang palingpenting untuk penyesuaian sosial yang berhasil tampak dan mulai berkembang dalam periode ini. Dalam tahun-tahun pertama masa anak-anak bentuk penyesuaian sosial ini belum sedemikian berkembang sehingga belum memungkinkan anak selalu berhasil dalam bergaul dengan teman-temannya. Namun periode ini merupakan tahap perkembangan yang kritis karena pada masa inilah sikap sosial dan perilaku sosial di bentuk. Dalam penelitian longitudinal terhadap sejumlah anak, waldrop dan halferson melaporkan bahwa anak yang pada usia 2,5 tahun bersikap ramah dan aktif sampai usia 7,5 tahun.
Teman-teman
            Dalam semua tahapan usia, teman-teman terbagi dalam empat kelompok
1.      Rekan
           Adalah orang yang memuaskan kebutuhan akan teman dengan berada dalam lingkungan yang sama dimana ia dapat dilihat dan di dengar. Tidak terdapat interaksi antar individu dan rekan. Dalam setiap tahap rekan bisa saja laki-laki atau perempuan dari segala umur. Orang dewasa, misalnya, senang melihat dan mendengarkan anak seperti anak senang melihat dan mendengarkan orang dewasa.
2.      Teman bermain
        Adalah orang dengan siapa individu terlihat dalam kegiatan menyenangkan. Usia dan jenis kelamin secara keseluruhan tidak sepenting seperti minat dan ketrampilan yang sama dengan yang dimiliki individu. Anak lebih menyukai teman bewrmain yang sejenis.
3.      Teman baik
        Teman baik bukan hanya teman bermain yang cocok tetapi juga seseoarang pada siapa individu deappat berkomunikasi dengan bertukar pendapat dan saling bisa dipercaya dan dengan meminta atau member nasehat. Sepanjang masa anak-anak dan masa remaja, teman yang paling cocok dan paling memuaskan ad alah teman sejenis dan yang mempunyai tingkat perkembangan yang sama, serta mempunyai minat dan nilai yang sama.
4.      Teman penganti
       Kalau kebutuhan berteman tidak terpenuhi dengan baik karena keterpencilan gografis atau karena anak yang dapat dijadikan teman terdiri dari kelompok usia dan tingkat perkembangan yang berbeda atau mempunyai minat serta nilai yang berlainan, anak sereing mengisi kekurangan ini dengan cara mengadakan teman bermain khayal atau dengan memperlakukan binatang kesayangan sebagai orang yang sungguh-sungguh.
G. Pimpinan Pada Masa Awal Anak-anak
          Dalam masa awal anak-anak, pimpinan adalah anak yang lebih besar, lebih cerdas dan sedikit lebih tua daripada anggota kelompok bermain. Kenyataan bahwa anak lebih tua dan lebih cerdas memungkinkannya mengajukan usul-usul untuk bermain yang dengan senang hati di ikuti oleh anak-anak lain
        Ada dua jenis pimpinan dalam awal masa anak-anak. Kebanyakan merupakan pimpinan yangh kejam dan kurang memperhatikan keinginan orang lain. Kalu kekejaman meningkat, maka pemimpin kehilangan setatusnya dan di gantikan oleh orang lain. Jenis pimpinan yang lain adalah pemimpin “Diplomat” yang memimpin teman-temanya dengan memberikan usul-usul yang berseni atau dengan tawar menawar. Dalam periopde ini anak perempuan juga dapat memimpin kelompok yang terdiri dari anak laki-laki.