BAB I
PENDAHULUAN
A.PERKEMBANGAN
RASA SOSIAL
Dalam masa kritis pertama ketika
anak bersikap “keras kepala”
perkembangan rasa sosial tampak seakan-akan berhenti.tetapi yang sesungguhnya
terjadi malah sebaliknya. Masa kritis pertama merupakan permulaan timbulnya
kesadaran akan dirinya. Dengan kata lain merupakan sikap Objektif. Sebenarnya
kritis pertama itu meletakkan dasar untuk perkembangan sosial yang
sesungguhnya. .( Zulkifli, 2005, Psikologi
perkembangan, Bandung,Remaja Rosdakarya)
Bila anak mulai bersekolah, ia
menyambut kenalan-kenalan baru itu dengan rasa gembira. Semua murid di kelas
itu adalah temanya. Kemudian mereka membentuk kelompok-kelompok sendiri. Di
mana setiap anak menggabungkan dirinya ke dalam salah satu kelompok. Makin
lama, anak makin banyak memegang peranan individual
dalam kelompoknya. Sekarang anak itu mulai
mengetahui bahwa ia anak yang pandai berhitung,termasuk murid yang
pandai bermain bola,anak yang jenaka, dan sebagainya. Pada perkembangan
selanjutnya munculah “pemimpin dan pengikutnya” di dalam kelas itu.
Belajar bergaul dan menyesuaikan
diri dengan teman sebaya merupakan suatu usaha untuk membankitkan rasa sosial
atau usaha untuk memperoleh nilai-nilai sosial. Sehubungan dengan usaha ke arah
itu, sekolah hendaknya secara Ekplisit ikut
menanamkan paham rasa sosial yang demokratis.
Dalam hal ini guru memegang peranan untuk memahami kehidupan sosial di kalangan
anak asuhnya, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat luas. Dengan
mempergunakan, misalnya: teknik
sosiometri, guru dapat mengetahui hunbungan sosial di kalangan anak-anaknya
berdasarkan pengetahuan itu, guru akan dapat membantu anak-anak yang mempunyai
kesulitan dalam pergaulan dengan teman sebaya. Dalam kehidupan keluarga, anak
laki-laki harus di ajari peran sebagai laki-laki anak perempuan harus di ajari
berperan sebagai perempuan. Hal ini sesuai dengan masyarakat anak laki-laki
berperan sosial sebagai pria, anak perempuan beroeran sosial sebagai wanita.
Untuk menunjang tegas perkembangan itu, aku hendaknya mengajarkan semuaperan
sosial yang sewajarnya, masing-masing untuk murid laki-laki dan murid
perempuan.
B.PERKEMBANGAN SOSIAL
Maksud
dari perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial
dapat juga di katakana sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan
moral (Agama). Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah Dasar di tandai
dengan adanya perluasan hubungan. Di samping dengan keluarga juga dia mulai
membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer
group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah
bertambah luas.
Pada usia ini, anak mulai memiliki
kesanggupan menyesuaikan diri-sendiri (egosentris)
kepada sikap yang kooperatif (bekerja
sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Anak dapat
berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat
keinginanya untuk di terima menjadi anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak di terima dalam
kelompoknya.
Berkat perkembangan sosial, anak
dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun dengan
lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan
perkembangan sosial ini dapat di manfaatkan atau dimaknai dengan memberikan
tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti, membersihkan
kelas dan halaman sekolah), maupun tugas yang membutuhkan pikiran (seperti
merencanakan kegiatan camping,
membuat laporan study tour).
Tugas-tugas kelompok ini harus
memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan
prestasinya, tetapi juga di arahkan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan
melaksanakan tugas kelompok, peserta didik dapat belajar tentang sikap dan
kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa dan
bertanggung jawab.
C.SOSIALISASI PADA AWAL MASA
KANAK-KANAK
Salah
satu tugas perkembangan awal masa anak-anak yang terpenting adalah memperoleh
latihan dan pengalaman, pendahuluan yang di perlukan untuk menjadi anggota “kelompok” dalam akhir masa kanak-kanak. Jadi pada masa awal
anak-anak sering di sebut sebagai masa
prakelompok. Dasar untuk sosialisasi
diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan teman sebayanya dari
tahun ke tahun. Anak tidak hanya lebih bermain dengan anak-anak lain tetapi
juga lebih banyak berbicara.
Jenis hubungan sosial lebih penting
daripada jumlahnya. Kalau anak menyayangi hubungan dengan orang lain meskipun
hanya kadang-kadang saja. Maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebh
daripada hunbungan sosial yang sering tetapi sifat hubunganya kurang baik. Anak
yang lebih menyukai interaksi dengan manusia daripada benda akan lebih
mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih popular daripada anak yang
iteraksi sosialnya terbatas.
Manfaat yang di peroleh anak dengan
diberikanya kesempatan Untuk berhubungan sosial
akan sangat di pengaruhi oleh tingkat kesenangan hubungan sosial
sebelumnya. Yang umumnya terjadi dalam periode ini adalah bahwa anak lebih menyukai
kontak sosial sejenis daripada hubungan sosial dengan kelompok jenis kelamin
yang berlawan.
D.POLA SOSIALISASI AWAL
Anak menunjukkan minat yang
nyata untuk melihat anak-anak lain dan
berusaha mengadakan kontak sosial dengan mereka. Ini di kenal sebagai
bermain sejajar, yaitu bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan
anak-anak lain, kalaupun terjadi kontak,maka kontak ini cenderung bersifat
perkelahian, bukan kerja sama. Bermain sejajar merupakan bentuk kegiatan sosial
yang pertama-tama dilakukan dengan teman-teman sebayanya.
Perkembangan berikutnya adalah bermain
asosiatif, dimana anak terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan
anak-anak lain. Dengan meningkatnya kontak sosial,anak terlibat dalam bermain
kooperatif, di mana ia menjadi anggota kelompok dan saling
berinteraksi.
Sekalipun anak sudah mulai bermain
dengan anak lain, ia masih berperan sebagai penonton, mengamati anak bermain tetapi tidak berusaha benar-benar
bermain denganya dari pengalaman mengamati ini, anak muda belia belajar
bagaimana anak lain mengadakan kontak sosial dan bagaimana perilakunya dalam
berbagai situasi sosial.
E.POLA PERILAKU SOSIAL DAN TIDAK
SOSIAL
1.Pola Sosial
Meniru
Agar sama dengan kelompok, anak
meniru sikap dan perilaku orang yang sangat ia kagumi.
Persainga
Keinginan untuk mengungguli dan
mengalahkan orang-orang lain sudah tampak pada usia 4 tahun. Ini di mulai di
rumah dan kemudian berkembang dalam bermain dengan anak di luar rumah.
Kerja Sama
Pada akhir tahun ketiga bermain
kooperatif dan kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat baik dalm
frekuensi maupun lamanya berlangsung,
bersamaan dengan meningkatnya kesempitan untuk bermain dengan anak lain.
Simpati
Karena simpati membutuhkan
pengertian tentang perasaan – perasaan dan emosi orang lain maka hal ini hanya
kadang-kadang timbul sebelum tiga tahun. Semakin banyak kontak bermain, semakin
cepat simpati berkembang.
Empati
Seperti halnya simpati, empati
membutuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang lain tapi di samping
itu juga membutuhkan kemampuan membayangkan diri sendiri di tempat orang lain.
Relative hanya sedikit anak yang dapat
melakukan hal ini sampai awal masa kanak-kanak berakhir.
Dukungan sosial
Menjelang berakhirnya masa awal
kanak-kanak, dukungan dari teman-teman menjadi lebih penting dari pada
persetujuan orang-orang dewasa. Anak beranggapan bahwa perilaku nakal dan
perilaku mengganggu merupakan cara untuk memperoleh dukungan dari teman-teman
sebaya.
Membagi
Dari pengalaman bersama orang-orang
lain, anak mengetahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh persetujuan sosial
adalah dengan membagi miliknya terutama mainan untuk anak-anak lain. Lambat
laun sifat mementingkan diri sendiri berubah menjadi sifat murah hati. Anak
yang pada waktu bayi memperoleh kepuasan dari hubungan yang hangat, erat, dan
personal dengan orang lain berangsur-angsur memberikan kasih sayang kepada
orang di luar rumah, seperti guru taman indria, atau benda-benda mati seperti
mainan kegemarannya atau bahkan selimut. Benda- benda ini disebut objek kesayangan.
2.Pola Tidak Sosial
Negativisme
Negativisme, atau melawan otoritas
orang dewasa, mencapai puncaknya antara usia tiga dan empat tahun dan kemudian
menurun. Perlawanan fisik lambat laun berubah menjadi perlawanan verbal dan
pura-pura tidak mendengar atau tidak mengerti permintaan orang dewasa.
Agresif
Perilaku agresif meningkat pada usia
empat tahun dan kemudian menurun. Serangan-serangan fisik mulai dig anti dengan
serangan- serangan verbal dalam bentuk memaki-maki atau menyalahkan orang lain.
Perilaku Berkuasa
Perilaku berkuasa, atau “merajai”
mulai sekitar usia tiga tahun dan semakin meningkat dengan bertambah banyaknya
kesempatan untuk kontak sosial. Anak perempuan cenderung lebih meraja daripada
anak laki-laki.
Memikirkan Diri Sendiri
Karena cakrawala sosial anak terutama
terbatas di rumah, maka anak seringkali memikirkan dan mementingkan dirinya
sendiri. Dengan meluasnya cakrawala lambat laun perilaku memikirkan diri
sendiri berkurang tetap perilaku murah hati masih sangat sedikit.
Merusak
Ledakan amarah sering di sertai
tindakan merusak benda-benda di sekitarnya, tidak peduli milik sendiri atau
milik orang lain. Semakin hebat amarahnya, semakin luas tindakan merusaknya.
Pertentangan Seks
Sampai umur empat tahun anak
laki-laki dan perempuan bermain bersama-sama dengan baik. Setelah SD anak laki-laki mengalami tekanan sosial
yang tidak menghendaki aktivitas bermain yang di anggap sebagai “banci” banyak
anak laki-laki yang berperilaku agresif yang melawan anak perempuan.
Prasangka
Sebagian
besar anak prasekolah lebih suka bermain dengan teman-teman yang berasal dari
ras yang sama, tetapi mereka jarang menolak bermain dengan anak-anak ras lain.
Kalau pada saat anak bnerusia empat
tahun telah mempunyai pengalaman sosialisasi pendahuluan, biasanya ia mengerti
dasar-dasar permainan kelompok, sadar akan pendapat orang lain dan berusaha
memperoleh perhatian dengan cara berlagak menonjolkan diri. Dalam tahun-tahun
salanjutnya ia memperhalus perilaku sosialnya dan mempelajari pola perilaku
baru yang lebih dapat diterima oleh kelompok teman-temannya.
F. Bentuk perilaku awal dalam
berbagi situasi sosial
Bentuhk perilaku sosilal yang
palingpenting untuk penyesuaian sosial yang berhasil tampak dan mulai
berkembang dalam periode ini. Dalam tahun-tahun pertama masa anak-anak bentuk
penyesuaian sosial ini belum sedemikian berkembang sehingga belum memungkinkan
anak selalu berhasil dalam bergaul dengan teman-temannya. Namun periode ini
merupakan tahap perkembangan yang kritis karena pada masa inilah sikap sosial
dan perilaku sosial di bentuk. Dalam penelitian longitudinal terhadap sejumlah
anak, waldrop dan halferson melaporkan bahwa anak yang pada usia 2,5 tahun
bersikap ramah dan aktif sampai usia 7,5 tahun.
Teman-teman
Dalam semua tahapan usia,
teman-teman terbagi dalam empat kelompok
1.
Rekan
Adalah
orang yang memuaskan kebutuhan akan teman dengan berada dalam lingkungan yang
sama dimana ia dapat dilihat dan di dengar. Tidak terdapat interaksi antar
individu dan rekan. Dalam setiap tahap rekan bisa saja laki-laki atau perempuan
dari segala umur. Orang dewasa, misalnya, senang melihat dan mendengarkan anak
seperti anak senang melihat dan mendengarkan orang dewasa.
2.
Teman
bermain
Adalah
orang dengan siapa individu terlihat dalam kegiatan menyenangkan. Usia dan
jenis kelamin secara keseluruhan tidak sepenting seperti minat dan ketrampilan
yang sama dengan yang dimiliki individu. Anak lebih menyukai teman bewrmain
yang sejenis.
3.
Teman
baik
Teman
baik bukan hanya teman bermain yang cocok tetapi juga seseoarang pada siapa
individu deappat berkomunikasi dengan bertukar pendapat dan saling bisa
dipercaya dan dengan meminta atau member nasehat. Sepanjang masa anak-anak dan
masa remaja, teman yang paling cocok dan paling memuaskan ad alah teman sejenis
dan yang mempunyai tingkat perkembangan yang sama, serta mempunyai minat dan
nilai yang sama.
4.
Teman
penganti
Kalau
kebutuhan berteman tidak terpenuhi dengan baik karena keterpencilan gografis
atau karena anak yang dapat dijadikan teman terdiri dari kelompok usia dan
tingkat perkembangan yang berbeda atau mempunyai minat serta nilai yang
berlainan, anak sereing mengisi kekurangan ini dengan cara mengadakan teman
bermain khayal atau dengan memperlakukan binatang kesayangan sebagai orang yang
sungguh-sungguh.
G. Pimpinan Pada Masa Awal
Anak-anak
Dalam masa awal
anak-anak, pimpinan adalah anak yang lebih besar, lebih cerdas dan sedikit
lebih tua daripada anggota kelompok bermain. Kenyataan bahwa anak lebih tua dan
lebih cerdas memungkinkannya mengajukan usul-usul untuk bermain yang dengan
senang hati di ikuti oleh anak-anak lain
Ada
dua jenis pimpinan dalam awal masa anak-anak. Kebanyakan merupakan pimpinan
yangh kejam dan kurang memperhatikan keinginan orang lain. Kalu kekejaman
meningkat, maka pemimpin kehilangan setatusnya dan di gantikan oleh orang lain.
Jenis pimpinan yang lain adalah pemimpin “Diplomat” yang memimpin teman-temanya
dengan memberikan usul-usul yang berseni atau dengan tawar menawar. Dalam
periopde ini anak perempuan juga dapat memimpin kelompok yang terdiri dari anak
laki-laki.