Minggu, 16 Desember 2012

KONFLIK AGAMA DAN BUDAYA MANUSIA




KONFLIK AGAMA DAN BUDAYA MANUSIA

Di Susun Oleh:

Nama: Nurman Aryanto
NIM  : 113111289


FAKULTAS TARBIYAH DAN BAHASA
IAIN SURAKARTA 2011




KATA PENGANTAR


Yang pertama Ucapan puji Syukur kepada sang Pencipta  Allah SWT, Tiada Dzat paling sempurna melainkan Allah SWT.tanpa kehendaknya mungkin Karya-Ilmiah ini tidak akan terselesaikan,dan atas Ridhonya Penulis Berharap Karya-Ilmiah ini Bisa berguna BagiSiapapun.
Selanjutnya Terimakasih kepada kedua Orang Tua yang telah memberikan segalanya bagi kehidupan saya sekarang dan masa depan nanti,Dan tak lupa Terima  kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia IAIN Surakarta,Fakultas Tarbiyah dan Bahasa Kelas 1 H,yang telah memberikan banyak pengarahan dan Bantuan untuk menyelesaikan Karya-Ilmiah ini.
Kepada Teman-teman Mahasiswa maupun Mahasiswi Tarbiyah kelas 1 H yang juga telah memberikan bantuanya dalam bentuk apapun,guna menyelesaikan tugas karya-ilmiah ini,dan kepada semua pihak yang telah membantu penulisan karya-ilmiah ini, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan itu.
Penulis berharap kepada semua pihak berbagai saran dan kritiknya guna menyempurnakan Karya-Ilmiah ini,karena Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan karya-ilmiah ini.Terima Kasih.



BAB II
PEMBAHASAN

A.Agama dan Budaya Perdamaian Dalam Masyarakat Islam
          Ada semacam kebutuhan, untuk melihat dan membicarakan kembali masalah agama  dan budaya perdamaian, kita semua telah menyakininya sebagai salah satu esserensi ajaran agama.Demikian juga di dalam islam. Namun,meskipun kita semua dapat merasakan urgensi pembicaraan seperti itu, sesungguhna juga menimbulkan pertanyaan? Tentunya, tidak terlepas dari  kejadian-kejadian yang pada waktu lalu sempat mengimbas negeri ini.Meskipun konflik  itu sering di katakan sebagai bukan konflik agama. Namun keterlibatan umat beragama termasuk tokoh-tokoh dan rohaniawanya sering di pertanyakan?membicarakan kembali budaya perdamaian yang merupakan esensi ajaran setiap agama, termasuk islam, dengan demikian merupakan penyegaran dan upaya pencegahan terjadinya konflik yang melibatkan umat beragama yang selama ini terjadi di  Indonesia.
          Peristiwa-peristiwa yang terjadi di indonesia,meskipun di bantah atau di tutup-tutupi,sesungguhnya membenarkan realita. Bahwa memang ada   aspek agama yang menyertai konflik.meskipun dalam konflik itu berawal dari masalah luar agama.katakanlah, bahwa sumber konflik itu adalah perbedaan masalah staus sosial/Ekonomi atau ada aspek politik yang terselubung, yang kemudian  di picu oeh suatu insiden,  mengapa kemudian  melibatkan kelompok berdasar keagamaan? Hal ini terlepas,bahwa semua itu sering   di bantah dengan  mengatakan konflik itu sebagai semata-mata   bersumber  pada  masalah sosial/ekonomi ataupun politik.
Pengakuan seperti itu adalah sangat penting untuk dapat melihat permasalahannya secara jernih, sehingga kita mamppu menempatkan kembali agama sebagai sumber budaya-budaya perdamaian. Tanpa melepas diri dari realita yang ada di masyarakat kita. Memang di dalam masyarakat kita ada berbagai pengelompokan yang bersumber kesamaan agama atau etnis, yang sebenarnya adalah sangat wajar sebagaimana hal ini terjadi di negara



lain.pengelompokan iu sebenarnya lebih di sebabkan oleh  kesamaan kehidupan kesehariaanya.[1]
Sejarah perkembangan agama di indonesia tidak hanya islam. Agama-agama non islam yang di bawa oleh para misgieneris kristiani (misalna) sejalan  dengan luasnya tanah air kita, juga memiliki kesempatan untuk berkembang. Sebagaimana saudara-saudaranya yang beragama islam, yaitu memberikanrasa aman  dalam  beribadah dan kehidupan keseharianya. Contohnya seperti batak dan kristianinya dan padang dengan islamnya demikian juga daerah-daerah lainya.begitu kentalnya keterikatan agama dengan budaya lokal, keduanya untuk di bedakan.
Itulah gambaran masyarakat indonessia ang sering digambarkan sebagai “Plural” meskipun di harapkan menyatu (Bhineka Tunggal Ika) semua itu telah tejadi sebelum kemerdekaan.
Dari aspek agama memang bisa menjadi sumber pperpajakan bangasa. Piagam jakarta membuktikan bahwa nilai agama sangant berperan dalam menumbhkan sikap politik yang menimbulkan konflik.
Dari aspek budaya, adanya perbedaan budaya yan di  manifestasikan dalam bentuk perilaku manusia. Temperamen maupun emosi sangat kasat mata bentuknya.dalam jumlah yang semakin besar para masyarakat pendatang dengan budaya  yang homogen.semakin lama juga bisa berpean lebih besar baik di bidang sosial,politik,ekonomi,maupun budaya.
Selanjutnya apabila ada kepentingan agamayang menyertai kepentingan politik hal ini terbuka oleh karena itu dalam sistem pooitik di indonesia,terbuka akomodasi kepentingan politik  berdasar nilai agama, sehngga pada saatnya terjadi konflik  nilai-nilai agama  dan umat beragama terlihat secara langsung.
1.Prinsip-Prinsip Islam Sebagai Agama Perdamaian
          Islam  sebagai agama terakhir, islam juga mengakui nabi-nabi sebelum Muhammad SAW. Serta agama-agama yang di turunkan melalui nabi-nabi itu.
Allah berfirman dalam surat Ar-ruum 22:
“Diantara tanda-tanda kekuasaan allah ialah menciptakan langit dan bumi dan berlainan “bahasa” dan “warna kulit” sesungguhnya pada yang  demikian itu benar-benar terdaoat  tanda-tanda   bagi orang yang mengetahui”
          Ayat-ayat tersebut apabila di pahami dengan baik,sudah  sudah tentu akan melahirkan sikap untuk saling harga-menghargai.baik berdasarkan perbedaan agama,warna klit, suku bangsa dan budaya.[2]
          Dengan perkataan lain umat islam harus mamppu hidup dalam masyarakat yang “plural” karena “plurasime” merupakan rahmat yang di berikan oleh Tuhan  Umat islam demikian harus slalu bersikap “Inklusive” bukan”Eksklusive”. Tetapi realitanya umat islam , sebagaimana sering memperoleh pemberitaan yang sangat luas sering justru di gambarkan sebaga umat yang Eksklusive, tidak  tolerandan seringmudah berang. 

2.AGAMA DAN KEADAAN MANUSIA
Agama berkaitan dengan dengan usaha-usaha untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaanya sendiri dan keberadaan alam semesta.Agama dapat membangkitkan kebahagiaan  batin yang paling sempurna.dan juga perasaan takut dan ngeri.[3]
Beribadah bersama-sama  memakai lambanng-lambang keagamaan telah mempersatukan kelmpok-kelompok manusia dalam ikatan paling erat,akan tetapi perbeedaan agama telah membantu timbulnya beberapa pertentangan yang paling hebat antarakelompok-kelompok itu.
          Bagi orang-orang ang hidup dalam masyarakat macam apapun,konsepsi tentang agama merupakan bagian tak terpisahkan dari pandangan hidup mereka dan sangat di warnai oleh perasan mereka yang khas terhadap appa yang di angga sakral (suci) sehingga sukar bag kita sendiri sebagai orang-orang moderen untuk melihat agama dengan kacamata ilmiah yang jujur.
          Sejauh ini menunjukkan bahwa agama itu merupakan produk kebudayaan,atau perkembangaan dari aktivitas manusia sebagai makhluk pencipta kebudayaan.agama bisa di anggap  sebagai suatu sarana kebudayaan bagi manusia dan dengan sarana itu dia mampu menyesuaikan diri dengan pengalaman-pengalamanya dalam keseluruhan lingkungan hidupnya; termasuk dirinya sendiri,anggota-anggota kelompoknya,alam dan lingkungan lain yang di rasakan sebagai sesuatu yang tersendat (tidak terjangkau penalaran manusia).

3.MASYARAKAT PEMELUK AGAMA
Mereka memiliki kepercayaan yang sama dan mengamalkanya bersama-sama dalam kelompk masyarakat,yaitu kelompok pemeluk, amat penting bagi agama.[4]
Kelompok kelompok orang yang mempunyai kepercaaan-kepercayaan dan pengamalan-pengamalan yang sama menjadi  suatu masyarakat moral.

4.FUNGSI AGAMA DALAM MASYARAKAT
          Untuk mempertahankan (keutuhan)  masyarakat sebagai usaha-usaha yang aktif dan berjalan terus menerus.masyarakat mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk kelangsungan hidup dan emeliharaanya sampai batas minimal,dan agama berfungsi memenuhi sebagian  di antara kebutuhan kebutuhan itu, meskipun mungkin terdappat beberapa kontradiksi dan ketidakcocokan dalam cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Agama pada umumnya menerangkan fakta bahwa  nilai-nilai yang ada dalam hampir semua  masyarakat bukan sekedar kumpulan nilai yang bercampur aduk tetapi membentuk tingkatan (hirarki). Dalam tingkat hirarki ini agama menetapkan nilai-nilai yang tertinggi.nilai-nilai tertinggi, berikut implikasinya dalam bentuk tingkah laku,memperoleh arti sebagaimana kami kemukakan di depan,dari semacam   hubungan yang di yakini adanya antara anggota-anggota kelompok pemelukdengan tuhan-tuhan atau benda-benda lain ang di tunjukkan oleh kepercayaan agama mereka.
Meskipun  agama mempunyai peranan di dalam masyarakat,sebagai kekuatan yang mempersatukan mengikat,dan melestarikan.namun  ia juga mempunyai fungsi ang lain.Memang agama mempersatukan kelompok pemeluknya sendiri begitu kuatnya.sehingga apabila ia tidak di anut oleh seluruh atau sebagian besa anggta masyarakat, ia bisa menjadi kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah dan bahkan menghancurkan. Di samping itu agama tidak memainkan peranan yang bersifat memelihara dan   menstabilkan. Khususnya pada saat terjadi pperubahan besar di bidang sosial dan ekonomi, agama sering memainkan peranan yang bersifat kreatif inofatif dan bahkan bersifat revolusioner.
5.TIPE-TIPE MASYARAKAT DAN AGAMA
          Keluarga adalah lembaga meeka yang paling penting dan spesialisasi pengorganisasian kehidupan pemerintahan dan ekonomi masih sangat sederhana.laju sosial masih sangat lambat.[5]
          Masyarakat ini berendapat bahwapertama,agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam sistem nilai masyarakat secara mutlak,kedua, dalam keadaan lain selain keluarga, relatif belum berkembangagama jelas menjadi fookus utama bagi pengintregasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruan.
6.AGAMA DAN KETEGANGAN MANUSIA
          Di kalangan semua masyarakat terdapat masa-masa di mana segala sesuatu berjalan lancar, kewajiban-kewajiban sosial berjalan lancar, dan pria dan wanita melaksanakan peranan sosial mereka dengan cukup aman sehingga teman-teman mereka akan melaksanakan hal yang sama pula.agama dapat di anggap  meskipun tidak berarti bahwa ini gambaran yan tuntas sebagai salah satu cara yang paling penting bagi manusia menyesuaikan diri dengan situasi-situasi penuh ketengangan itu.
Fungsi agama yang penting adalah “Menerapkan penilaian penilaian tuhan kepada manusia” dengan perkataan lain, agama berfungsi memberikan makna moooral dalam pengalaman kemanusiaan yang boleh di anggap sebagi “igauan seorang bebal yang tidak waras dan menimbulkan kemarahan dan sekaligus tidak mempunyai makna apa-apa”.











A.DINAMIKA DAN SOSIOLOGI KONFLIK
          Comte merumuskan filsafat positif yang semangatnya adalah mengembalikan masyarakat yang damai tanpa mereduksi kemerdekaan berpollitik.[6]
          Latar belakang masyarakat inilah yang menjadi perkembangan analisis konflik dalam sossiologi.masyarakat selalu mengalamai perubahan yang di pengaruhi oleh  gerakan-gerakan sosial dari individu dan kelompok sosial yang menjadi bagian dari masyarakat.[7]
          Kelompok sosial manapun dalam masyarakat  dunia memberi kontribusi terhadap berbagai konflik . hal ini di pengaruhi oleh sifat asal manusia yang sama dengan hewan. Nafsu adalah kekuatan hewani yang mendorong berbagai kelompok sosial menciptakan berbagai kekuatan unntuk memenangi dan menguasai.Suatu kelompok tidak dapat  mempertahankan lebihlama dominasi kekuasaanya.

1.AKAR KEKERASAN
Kekerasan di definisikan secara sederhana sebagai bentuk kekerasan yang melukai,membunuh,merusak,dan menghancurkan lingkungan.Ada kecenderungan  manusia untuk menggunakan cara-cara hewan dalam memperjuangkan tujuan-tujuan mereka.[8]Perasaan memusuhi ini merupakan ciri alami ah manusia yang selalu menngikuti perkembangan  alamiah sistem sosial.
Thomas hobbes berpendapat manusia memiliki  kesadaran dan kemampuan untuk meredam kekerasaan.artinya manusia menggunakan kekerasan untk kepentingan prbadi yang harus yang harus di menangkan  melalui kekuatan ataskepentingan orang lain.kesadaran iniah  yang menyebabkan kekerasan yang menjadi pilihan untuk memenangkan kepentingan.
Manusia perlu perlu menciptakan  kesepakatan bersama guna mengurangi kekerasan.yaitu dengan menciptakan aturan-aturan yang mengelola persaingan dan perkelahian.sehingga di butuhkanlahh organisasi negara atau pemerintah yang menjaga keamanan manusia.

2.AKAR PERDAMAIAN
          Indonesia mengenal istilah “Damai”yang sering d artikan harmoni, ketenangan, dan ketentraman. Namun, jikajika di telusuri lebih dalam indonesia memilki istilah-istilah yang berbeda-beda.Jawa mengenal istilah kerukunan (harmoni) , kalimantan Basaru sumangat, dan lain-lainya.
          Kata perdamaian juga menjadi bagian penting  dalam teologi agama seperti islam dan kristen.islam sendiri berasal dari kata salama aslama yang bisa berarti jaan tengah,kedamaian,dan keselamatan.setiap hari orang muslim menggunakan sppaan ‘assalamualaikum’ yang artinya salam sejahtera untukmu!hal ini mencerminkan bahwa manusia sesungguhnya di dorong untuk slalu menciptakan perdamaian.

3.PERDAMAIAN POSITIF
          Perdamaian positif adalah kondisi yang di penuhi keadaan sosial.[9]perdamaian positif mengadakan usaha perubahan deskriminasi struktural tuntunan persamaan dalam mendapatkan perlakuan oleh sistem yang ada,baik dalam bidang ekonomi,politik,dan sosial merupakan strategi dari perdamaian positif.

4.PERDAMAIAN NEGATIF
          Perdamaian negatif ini berangkat dari pandangan realis yang memandang bahwa perdamaian adalah absenya perang.[10]Pertahanan negara regional dalam pengertian hadirnya tentara dan persenjataan yan kuat juga termasssuk dalam bidang perdamaian negatif.

5.PERDAMAIAN MENYELURUH
          Perdamaian menyeluruh adalah upaya melakukan pengabungan konsep perdamaian  positif dan negatif.pandangan perdamaian menyeluruh adlah  usaha mengontrol dan mengelola  kehidupan secara kontinu dari pada yang sesaat,dengan mereduksi seluruhnya pada bentuk-bentuk yag sederhana.Mencari untuk inner atau perdamaian komunal berarti lebih dari ketidakhadiran kekerasan terorganisir.[11]

6.PENCEGAHAN DINI
          Ada beberapa langkah pencegahan dini yang harus di implementasikan secara knsisten.[12]
          Pertama,pemerintah  harus memperkuat jaringan pengamanan sosial guna melindungi masyarakat bawah.
          Kedua,menggerakan dialog antar identitas sosial berkaitan dengan fakta resensi ekonomi dan dampaknya terhadap kehidupan sosial.
Ketiga,kesiapan aparat kepolisian sebagai penjaga tertib sipill.

F.JALAN KELUAR
          Situasi sosial masyarakat miskin bisa jadi akan semakin parah,dari kekrasan yang sifatnya kekecewaan personal bisa berubah menjadi kekerasan yang meluas ke isu-isu agama dan etnis.[13]
          Ada Tiga langkah yangharus di  lakukan Pemirintah untuk mengurangi konflik-konflik pada masyarakatnya yang bersumbe dari masalah Agama,Budaya,Politik,Ekonomi,maupun Sosial.
          Pertama,langkah yang mendesak  adalah menyusun ulang (resuffle) kabinetdengan  kabinet baru yang lebih mempunyai komitmen kemasyarakatan.
          Kedua,Agar pemerintah  bisa mengeluarkan kebijakan populis adalah dengan mendorong fungsi lembaga politik  negara, baik dewan  perwakila maupun eksekutif, dari pusat  sampai daerah untuk menciptakan emansipasi politik rakyat dalammelahirkan suatu kebijakan.
          Ketiga,adalah mengembalikan  Pancasila dan UUD 1945 sebagai roh dalam melaksanakan roda pemerintahan.




BAB III
KESIMPULAN

1.     Adanya konflik merupakan pertanda kelemahan atau buruknya pemimpin.

2.     Konflik merupakan pertanda rendahnya perhatian pada organisasi.


3.     Kemarahan adalah bersifat negatif dan meruusak

4.     Konflik jika di biarkan akan reda dengan sendirinya.


5.     koonflik harus di pahami.

6.     Konflik menunjukan bahwa orang-orang menggunakan waktu dan energinya yang sangatberharga untuk masalah-masalah kecil.














DAFTAR PUSTAKA

Notingham,Elizabeth,K.1996 Agama dan Masarakat.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta
Subangun,Emmanuel.1999.Politik Kekuasaan Pasca Pemilu.Yogyakarta:Yayasan Alocita
Susan,Novi,M.A.2009.Sosiologi Konlik dan Isu-Isu Konflik.KENCANA.Jakarta.Hlm.105
Francis,Diana.2006.Teori Dasar  Transformasi Konflik Sosial.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Fisher,Simon,dkk.2000.Manajemen Konflik Ketrampilan dan Strategi Bertindak untuk.Jakarta:British Council

















[1] Notingham,Elizabeth,K.1996 Agama dan Masarakat.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta
[2] Notingham,Elizabeth,K.1996 Agama dan Masarakat.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta
[3] Notingham,Elizabeth,K.1996 Agama dan Masarakat.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta
[4] Subangun,Emmanuel.1999.Politik Kekuasaan Pasca Pemilu.Yogyakarta:Yayasan Alocita
[5] Subangun,Emmanuel.1999.Politik Kekuasaan Pasca Pemilu.Yogyakarta:Yayasan Alocita
[6] Susan,Novi,M.A.2009.Sosiologi Konlik dan Isu-Isu Konflik.KENCANA.Jakarta.Hlm.105
[7] Ibid.Hlm.106
[8] Ibid.Hlm.107
[9] Susan,Novi,M.A.2009.Sosiologi Konlik dan Isu-Isu Konflik.KENCANA.Jakarta
[10] Ibid.Hlm.121
[11] Ibid
[12] Francis,Diana.2006.Teori Dasar  Transformasi Konflik Sosial.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
[13] Fisher,Simon,dkk.2000.Manajemen Konflik Ketrampilan dan Strategi Bertindak untuk.Jakarta:British Council