KONFLIK AGAMA DAN BUDAYA MANUSIA
Di Susun Oleh:
Nama:
Nurman Aryanto
NIM : 113111289
FAKULTAS TARBIYAH DAN BAHASA
IAIN SURAKARTA 2011
KATA PENGANTAR
Yang pertama Ucapan
puji Syukur kepada sang Pencipta Allah
SWT, Tiada Dzat paling sempurna melainkan Allah SWT.tanpa kehendaknya mungkin
Karya-Ilmiah ini tidak akan terselesaikan,dan atas Ridhonya Penulis Berharap
Karya-Ilmiah ini Bisa berguna BagiSiapapun.
Selanjutnya Terimakasih
kepada kedua Orang Tua yang telah memberikan segalanya bagi kehidupan saya
sekarang dan masa depan nanti,Dan tak lupa Terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
Bahasa Indonesia IAIN Surakarta,Fakultas Tarbiyah dan Bahasa Kelas 1 H,yang telah
memberikan banyak pengarahan dan Bantuan untuk menyelesaikan Karya-Ilmiah ini.
Kepada Teman-teman
Mahasiswa maupun Mahasiswi Tarbiyah kelas 1 H yang juga telah memberikan
bantuanya dalam bentuk apapun,guna menyelesaikan tugas karya-ilmiah ini,dan kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan karya-ilmiah ini, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan itu.
Penulis berharap
kepada semua pihak berbagai saran dan kritiknya guna menyempurnakan
Karya-Ilmiah ini,karena Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan karya-ilmiah ini.Terima Kasih.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Agama dan Budaya Perdamaian
Dalam Masyarakat Islam
Ada
semacam kebutuhan, untuk melihat dan membicarakan kembali masalah agama dan budaya perdamaian, kita semua telah menyakininya
sebagai salah satu esserensi ajaran agama.Demikian juga di dalam islam.
Namun,meskipun kita semua dapat merasakan urgensi pembicaraan seperti itu,
sesungguhna juga menimbulkan pertanyaan? Tentunya, tidak terlepas dari kejadian-kejadian yang pada waktu lalu sempat
mengimbas negeri ini.Meskipun konflik
itu sering di katakan sebagai bukan konflik agama. Namun keterlibatan
umat beragama termasuk tokoh-tokoh dan rohaniawanya sering di pertanyakan?membicarakan
kembali budaya perdamaian yang merupakan esensi ajaran setiap agama, termasuk
islam, dengan demikian merupakan penyegaran dan upaya pencegahan terjadinya
konflik yang melibatkan umat beragama yang selama ini terjadi di Indonesia.
Peristiwa-peristiwa
yang terjadi di indonesia,meskipun di bantah atau di tutup-tutupi,sesungguhnya
membenarkan realita. Bahwa memang ada
aspek agama yang menyertai konflik.meskipun dalam konflik itu berawal
dari masalah luar agama.katakanlah, bahwa sumber konflik itu adalah perbedaan
masalah staus sosial/Ekonomi atau ada aspek politik yang terselubung, yang
kemudian di picu oeh suatu insiden, mengapa kemudian melibatkan kelompok berdasar keagamaan? Hal
ini terlepas,bahwa semua itu sering di
bantah dengan mengatakan konflik itu
sebagai semata-mata bersumber pada
masalah sosial/ekonomi ataupun politik.
Pengakuan seperti
itu adalah sangat penting untuk dapat melihat permasalahannya secara jernih,
sehingga kita mamppu menempatkan kembali agama sebagai sumber budaya-budaya
perdamaian. Tanpa melepas diri dari realita yang ada di masyarakat kita. Memang
di dalam masyarakat kita ada berbagai pengelompokan yang bersumber kesamaan
agama atau etnis, yang sebenarnya adalah sangat wajar sebagaimana hal ini
terjadi di negara
lain.pengelompokan
iu sebenarnya lebih di sebabkan oleh kesamaan
kehidupan kesehariaanya.[1]
Sejarah
perkembangan agama di indonesia tidak hanya islam. Agama-agama non islam yang
di bawa oleh para misgieneris kristiani (misalna) sejalan dengan luasnya tanah air kita, juga memiliki
kesempatan untuk berkembang. Sebagaimana saudara-saudaranya yang beragama
islam, yaitu memberikanrasa aman
dalam beribadah dan kehidupan
keseharianya. Contohnya seperti batak dan kristianinya dan padang dengan
islamnya demikian juga daerah-daerah lainya.begitu kentalnya keterikatan agama
dengan budaya lokal, keduanya untuk di bedakan.
Itulah gambaran
masyarakat indonessia ang sering digambarkan sebagai “Plural” meskipun di
harapkan menyatu (Bhineka Tunggal Ika) semua itu telah tejadi sebelum
kemerdekaan.
Dari aspek agama
memang bisa menjadi sumber pperpajakan bangasa. Piagam jakarta membuktikan
bahwa nilai agama sangant berperan dalam menumbhkan sikap politik yang
menimbulkan konflik.
Dari aspek budaya,
adanya perbedaan budaya yan di
manifestasikan dalam bentuk perilaku manusia. Temperamen maupun emosi
sangat kasat mata bentuknya.dalam jumlah yang semakin besar para masyarakat
pendatang dengan budaya yang
homogen.semakin lama juga bisa berpean lebih besar baik di bidang
sosial,politik,ekonomi,maupun budaya.
Selanjutnya apabila
ada kepentingan agamayang menyertai kepentingan politik hal ini terbuka oleh
karena itu dalam sistem pooitik di indonesia,terbuka akomodasi kepentingan
politik berdasar nilai agama, sehngga
pada saatnya terjadi konflik nilai-nilai
agama dan umat beragama terlihat secara
langsung.
1.Prinsip-Prinsip Islam Sebagai Agama Perdamaian
Islam sebagai
agama terakhir, islam juga mengakui nabi-nabi sebelum Muhammad SAW. Serta
agama-agama yang di turunkan melalui nabi-nabi itu.
Allah berfirman
dalam surat Ar-ruum 22:
“Diantara
tanda-tanda kekuasaan allah ialah menciptakan langit dan bumi dan berlainan
“bahasa” dan “warna kulit” sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdaoat tanda-tanda
bagi orang yang mengetahui”
Ayat-ayat tersebut apabila di pahami
dengan baik,sudah sudah tentu akan
melahirkan sikap untuk saling harga-menghargai.baik berdasarkan perbedaan
agama,warna klit, suku bangsa dan budaya.[2]
Dengan perkataan lain umat islam harus
mamppu hidup dalam masyarakat yang “plural” karena “plurasime” merupakan rahmat
yang di berikan oleh Tuhan Umat islam
demikian harus slalu bersikap “Inklusive” bukan”Eksklusive”. Tetapi realitanya
umat islam , sebagaimana sering memperoleh pemberitaan yang sangat luas sering
justru di gambarkan sebaga umat yang Eksklusive, tidak tolerandan seringmudah berang.
2.AGAMA DAN KEADAAN MANUSIA
Agama berkaitan
dengan dengan usaha-usaha untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaanya
sendiri dan keberadaan alam semesta.Agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna.dan juga perasaan
takut dan ngeri.[3]
Beribadah bersama-sama
memakai lambanng-lambang keagamaan telah mempersatukan kelmpok-kelompok
manusia dalam ikatan paling erat,akan tetapi perbeedaan agama telah membantu
timbulnya beberapa pertentangan yang paling hebat antarakelompok-kelompok itu.
Bagi
orang-orang ang hidup dalam masyarakat macam apapun,konsepsi tentang agama merupakan
bagian tak terpisahkan dari pandangan hidup mereka dan sangat di warnai oleh
perasan mereka yang khas terhadap appa yang di angga sakral (suci) sehingga
sukar bag kita sendiri sebagai orang-orang moderen untuk melihat agama dengan
kacamata ilmiah yang jujur.
Sejauh ini
menunjukkan bahwa agama itu merupakan produk kebudayaan,atau perkembangaan dari
aktivitas manusia sebagai makhluk pencipta kebudayaan.agama bisa di anggap sebagai suatu sarana kebudayaan bagi manusia
dan dengan sarana itu dia mampu menyesuaikan diri dengan
pengalaman-pengalamanya dalam keseluruhan lingkungan hidupnya; termasuk dirinya
sendiri,anggota-anggota kelompoknya,alam dan lingkungan lain yang di rasakan
sebagai sesuatu yang tersendat (tidak terjangkau penalaran manusia).
3.MASYARAKAT PEMELUK AGAMA
Mereka memiliki kepercayaan yang sama dan
mengamalkanya bersama-sama dalam kelompk masyarakat,yaitu kelompok pemeluk,
amat penting bagi agama.[4]
Kelompok
kelompok orang yang mempunyai kepercaaan-kepercayaan dan pengamalan-pengamalan
yang sama menjadi suatu masyarakat moral.
4.FUNGSI AGAMA DALAM MASYARAKAT
Untuk
mempertahankan (keutuhan) masyarakat
sebagai usaha-usaha yang aktif dan berjalan terus menerus.masyarakat mempunyai
kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk kelangsungan hidup dan emeliharaanya sampai
batas minimal,dan agama berfungsi memenuhi sebagian di antara kebutuhan kebutuhan itu, meskipun
mungkin terdappat beberapa kontradiksi dan ketidakcocokan dalam cara memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Agama pada umumnya
menerangkan fakta bahwa nilai-nilai yang
ada dalam hampir semua masyarakat bukan
sekedar kumpulan nilai yang bercampur aduk tetapi membentuk tingkatan
(hirarki). Dalam tingkat hirarki ini agama menetapkan nilai-nilai yang
tertinggi.nilai-nilai tertinggi, berikut implikasinya dalam bentuk tingkah
laku,memperoleh arti sebagaimana kami kemukakan di depan,dari semacam hubungan yang di yakini adanya antara
anggota-anggota kelompok pemelukdengan tuhan-tuhan atau benda-benda lain ang di
tunjukkan oleh kepercayaan agama mereka.
Meskipun agama mempunyai peranan di dalam
masyarakat,sebagai kekuatan yang mempersatukan mengikat,dan
melestarikan.namun ia juga mempunyai
fungsi ang lain.Memang agama mempersatukan kelompok pemeluknya sendiri begitu
kuatnya.sehingga apabila ia tidak di anut oleh seluruh atau sebagian besa
anggta masyarakat, ia bisa menjadi kekuatan yang mencerai-beraikan,
memecah-belah dan bahkan menghancurkan. Di samping itu agama tidak memainkan
peranan yang bersifat memelihara dan
menstabilkan. Khususnya pada saat terjadi pperubahan besar di bidang
sosial dan ekonomi, agama sering memainkan peranan yang bersifat kreatif
inofatif dan bahkan bersifat revolusioner.
5.TIPE-TIPE MASYARAKAT DAN AGAMA
Keluarga
adalah lembaga meeka yang paling penting dan spesialisasi pengorganisasian
kehidupan pemerintahan dan ekonomi masih sangat sederhana.laju sosial masih
sangat lambat.[5]
Masyarakat
ini berendapat bahwapertama,agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam
sistem nilai masyarakat secara mutlak,kedua, dalam keadaan lain selain
keluarga, relatif belum berkembangagama jelas menjadi fookus utama bagi
pengintregasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruan.
6.AGAMA DAN KETEGANGAN MANUSIA
Di
kalangan semua masyarakat terdapat masa-masa di mana segala sesuatu berjalan
lancar, kewajiban-kewajiban sosial berjalan lancar, dan pria dan wanita
melaksanakan peranan sosial mereka dengan cukup aman sehingga teman-teman
mereka akan melaksanakan hal yang sama pula.agama dapat di anggap meskipun tidak berarti bahwa ini gambaran yan
tuntas sebagai salah satu cara yang paling penting bagi manusia menyesuaikan
diri dengan situasi-situasi penuh ketengangan itu.
Fungsi agama yang
penting adalah “Menerapkan penilaian penilaian tuhan kepada manusia” dengan
perkataan lain, agama berfungsi memberikan makna moooral dalam pengalaman
kemanusiaan yang boleh di anggap sebagi “igauan seorang bebal yang tidak waras
dan menimbulkan kemarahan dan sekaligus tidak mempunyai makna apa-apa”.
A.DINAMIKA
DAN SOSIOLOGI KONFLIK
Comte
merumuskan filsafat positif yang semangatnya adalah mengembalikan masyarakat
yang damai tanpa mereduksi kemerdekaan berpollitik.[6]
Latar
belakang masyarakat inilah yang menjadi perkembangan analisis konflik dalam
sossiologi.masyarakat selalu mengalamai perubahan yang di pengaruhi oleh gerakan-gerakan sosial dari individu dan
kelompok sosial yang menjadi bagian dari masyarakat.[7]
Kelompok
sosial manapun dalam masyarakat dunia
memberi kontribusi terhadap berbagai konflik . hal ini di pengaruhi oleh sifat
asal manusia yang sama dengan hewan. Nafsu adalah kekuatan hewani yang
mendorong berbagai kelompok sosial menciptakan berbagai kekuatan unntuk
memenangi dan menguasai.Suatu kelompok tidak dapat mempertahankan lebihlama dominasi
kekuasaanya.
1.AKAR KEKERASAN
Kekerasan di
definisikan secara sederhana sebagai bentuk kekerasan yang
melukai,membunuh,merusak,dan menghancurkan lingkungan.Ada kecenderungan manusia untuk menggunakan cara-cara hewan
dalam memperjuangkan tujuan-tujuan mereka.[8]Perasaan
memusuhi ini merupakan ciri alami ah manusia yang selalu menngikuti
perkembangan alamiah sistem sosial.
Thomas hobbes
berpendapat manusia memiliki kesadaran
dan kemampuan untuk meredam kekerasaan.artinya manusia menggunakan kekerasan
untk kepentingan prbadi yang harus yang harus di menangkan melalui kekuatan ataskepentingan orang
lain.kesadaran iniah yang menyebabkan
kekerasan yang menjadi pilihan untuk memenangkan kepentingan.
Manusia perlu perlu
menciptakan kesepakatan bersama guna
mengurangi kekerasan.yaitu dengan menciptakan aturan-aturan yang mengelola
persaingan dan perkelahian.sehingga di butuhkanlahh organisasi negara atau
pemerintah yang menjaga keamanan manusia.
2.AKAR
PERDAMAIAN
Indonesia
mengenal istilah “Damai”yang sering d artikan harmoni, ketenangan, dan
ketentraman. Namun, jikajika di telusuri lebih dalam indonesia memilki
istilah-istilah yang berbeda-beda.Jawa mengenal istilah kerukunan (harmoni) , kalimantan
Basaru sumangat, dan lain-lainya.
Kata
perdamaian juga menjadi bagian penting
dalam teologi agama seperti islam dan kristen.islam sendiri berasal dari
kata salama aslama yang bisa berarti jaan tengah,kedamaian,dan keselamatan.setiap
hari orang muslim menggunakan sppaan ‘assalamualaikum’ yang artinya salam
sejahtera untukmu!hal ini mencerminkan bahwa manusia sesungguhnya di dorong
untuk slalu menciptakan perdamaian.
3.PERDAMAIAN POSITIF
Perdamaian
positif adalah kondisi yang di penuhi keadaan sosial.[9]perdamaian
positif mengadakan usaha perubahan deskriminasi struktural tuntunan persamaan
dalam mendapatkan perlakuan oleh sistem yang ada,baik dalam bidang
ekonomi,politik,dan sosial merupakan strategi dari perdamaian positif.
4.PERDAMAIAN NEGATIF
Perdamaian
negatif ini berangkat dari pandangan realis yang memandang bahwa perdamaian
adalah absenya perang.[10]Pertahanan
negara regional dalam pengertian hadirnya tentara dan persenjataan yan kuat
juga termasssuk dalam bidang perdamaian negatif.
5.PERDAMAIAN MENYELURUH
Perdamaian
menyeluruh adalah upaya melakukan pengabungan konsep perdamaian positif dan negatif.pandangan perdamaian
menyeluruh adlah usaha mengontrol dan
mengelola kehidupan secara kontinu dari
pada yang sesaat,dengan mereduksi seluruhnya pada bentuk-bentuk yag
sederhana.Mencari untuk inner atau perdamaian komunal berarti lebih dari
ketidakhadiran kekerasan terorganisir.[11]
6.PENCEGAHAN DINI
Ada
beberapa langkah pencegahan dini yang harus di implementasikan secara knsisten.[12]
Pertama,pemerintah harus memperkuat jaringan pengamanan sosial
guna melindungi masyarakat bawah.
Kedua,menggerakan
dialog antar identitas sosial berkaitan dengan fakta resensi ekonomi dan
dampaknya terhadap kehidupan sosial.
Ketiga,kesiapan aparat kepolisian sebagai penjaga tertib
sipill.
F.JALAN
KELUAR
Situasi sosial masyarakat miskin bisa jadi akan semakin parah,dari kekrasan
yang sifatnya kekecewaan personal bisa berubah menjadi kekerasan yang meluas ke
isu-isu agama dan etnis.[13]
Ada Tiga langkah yangharus di lakukan Pemirintah untuk mengurangi
konflik-konflik pada masyarakatnya yang bersumbe dari masalah
Agama,Budaya,Politik,Ekonomi,maupun Sosial.
Pertama,langkah yang mendesak adalah menyusun ulang (resuffle)
kabinetdengan kabinet baru yang lebih
mempunyai komitmen kemasyarakatan.
Kedua,Agar pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan populis adalah
dengan mendorong fungsi lembaga politik
negara, baik dewan perwakila
maupun eksekutif, dari pusat sampai
daerah untuk menciptakan emansipasi politik rakyat dalammelahirkan suatu
kebijakan.
Ketiga,adalah mengembalikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai roh dalam
melaksanakan roda pemerintahan.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Adanya konflik
merupakan pertanda kelemahan atau buruknya pemimpin.
2.
Konflik merupakan pertanda
rendahnya perhatian pada organisasi.
3.
Kemarahan adalah
bersifat negatif dan meruusak
4.
Konflik jika di
biarkan akan reda dengan sendirinya.
5.
koonflik harus di
pahami.
6.
Konflik menunjukan
bahwa orang-orang menggunakan waktu dan energinya yang sangatberharga untuk
masalah-masalah kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Notingham,Elizabeth,K.1996
Agama dan Masarakat.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta
Subangun,Emmanuel.1999.Politik
Kekuasaan Pasca Pemilu.Yogyakarta:Yayasan
Alocita
Susan,Novi,M.A.2009.Sosiologi Konlik dan Isu-Isu
Konflik.KENCANA.Jakarta.Hlm.105
Francis,Diana.2006.Teori Dasar
Transformasi Konflik Sosial.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Fisher,Simon,dkk.2000.Manajemen Konflik Ketrampilan dan Strategi
Bertindak untuk.Jakarta:British
Council
[1]
Notingham,Elizabeth,K.1996 Agama dan Masarakat.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta
[2]
Notingham,Elizabeth,K.1996 Agama dan Masarakat.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta
[3]
Notingham,Elizabeth,K.1996 Agama dan Masarakat.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta
[4]
Subangun,Emmanuel.1999.Politik Kekuasaan Pasca Pemilu.Yogyakarta:Yayasan
Alocita
[5]
Subangun,Emmanuel.1999.Politik Kekuasaan Pasca Pemilu.Yogyakarta:Yayasan
Alocita
[6]
Susan,Novi,M.A.2009.Sosiologi Konlik dan Isu-Isu
Konflik.KENCANA.Jakarta.Hlm.105
[7] Ibid.Hlm.106
[8] Ibid.Hlm.107
[9] Susan,Novi,M.A.2009.Sosiologi Konlik dan Isu-Isu
Konflik.KENCANA.Jakarta
[10]
Ibid.Hlm.121
[11]
Ibid
[12]
Francis,Diana.2006.Teori Dasar
Transformasi Konflik Sosial.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
[13]
Fisher,Simon,dkk.2000.Manajemen
Konflik Ketrampilan dan Strategi Bertindak
untuk.Jakarta:British Council