PENDIDIKAN ISLAM
PADA ZAMAN BANI ABBASIYAH
A.Pendahuluan
Sejak lahirnya
agama islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran islam, pendidikan dan
pengajaran islam itu terus tumbuh dan berkembang pada masa khulafau rasyidin
dan masa bani Umayyah. Pada permulaan masa Abbasiyah pendidikan dan pengajaran
berkembangdengan sangat hebatnya di seluruh negara islam. Sehingga lahir
sekolah-sekolah yangtidak terhitung banyaknya, tersebar di kota sampai ke
desa-desa. Anak-anak dan pemuda berlomba-lomba untuk menuntut ilmu pengetahuan,
pergi kepusat-pusat pendidika, meninggalkan kampung halamannya karena cinta
akan ilmu pengetahuan.Kerajaan islam di Timur yang berpusat di Bagdad dan
Cordova telahmenunjukan dalam segala cabang ilmu pengetahuan sehingga kalau kita
bukalembaran sejarah dunia pada masa keemasan, yang bermula dengan
berdirinyakerajaan Abbasiyah di Bagdad, pada tahun 750 M dan berakhir dengan
kerajaanAbbasiyah pada tahun 1258 Masehi.
B.Pendidikan
Islam dan Segala Aspeknya
Kekuasaan
dinasti bani abbas, sebagaimana disebutkan melanjutkankekuasaan dinasti bani
Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiridan
penguasa dinasti
ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw,dinasti didirikan oleh
Abdullah Alsaffah Ibnu Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah IbnAl- Abbas.
Dinasti
Abbasiyah merupakan dinasti islam yang sempat membawa kejayaanumat islam pada
masanya. Zaman keemasan islam dicapai pada masa dinasti-dinastiini berkuasa.
Pada masa ini pula umat islam banyak melakukan kajian kritis terhadapilmu
pengetahuan. Akibatnya pada masa ini banyak para ilmuan dan cendikiawan
bermunculan sehinnnngga membuat ilmu pengetahuan menjadi maju pesat.Popularitas
daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah HarunAl-Rasyid (786-809
M) dan puteranya Al-Ma’mum (813-833 M). Kekayaan yangdimanfaatkan Harun
Arrasyid untuk keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan
farmasi didirikan, pada masanya sudah terdapat paling tidak sekittar 800 orang
dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum jugadibangun. Tingkat
kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini.Kesejahteraan
sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan
sertakesusasteraan berada pada zaman keemasannya.pada masa inilah Negara
islammenempatkan dirinya sebagai Negara terkuat dan tak tertandingi. Al- Ma’mun
pengganti Al- Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu.
Padamasa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakan, untuk
menerjemahkan buku-buku Yunani, ia mengkaji penerjemah-penerjemah darigolongan
kristen dan penganut golongan lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikansekolah,
salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Bait Al-Hikmah,
pusat penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan
yang besar dan menjadi perpustakaan umum dan diberi nama ”DarulIlmi” yang
berisi buku-buku yang tidak terdapat di perpustakaan lainnya. Pada
masaAl-Ma’mun inilah Bagdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu
pengetahuan,kekota inilah para pencari datang berduyun-duyun, dan pada masa ini
pula kotaBagdad dapat memancarkan sinar kebudayaan dan peradaban islam keberbagai
penjuru dunia.Diantara bangunan-bangunan atau sarana untuk
penndidikan pada
masaAbbasiyah yaitu:
Madrasah yang
terkenal ketika itu adalah madrasah Annidzamiyah, yangdidirikan oleh seorang
perdana menteri bernama Nidzamul Muluk (456-486M). Bangunan madrasah tersebut
tersebar luas di kota Bagdad, Balkan, Muro,Tabaristan, Naisabur dan lain-lain.
Kuttab,
yakni tempat
belajar bagi para siswa sekolah dasar dan menengah.
Majlis
Munadharah,
tempat pertemuan para pujangga, ilmuan, para ulama,cendikiawan dan para filosof
dalam menyeminarkan dan mengkaji ilmu yang mereka geluti.
Darul Hikmah, gedung
perpustakaan pusat.
1.Lembaga-lembaga
Pendidikan
.a.Lembaga-lembaga
pendidikan sebelum madrasah
Adapun
lembaga-lembaga pendidikan islam yang sebelumkebangkitan madrasah pada masa
klasik, adalah:
1.Suffah
Pada masa
Rasulullah SAW, suffah adalah suatu tempat yangdipakai untuk aktivitas
pendidikan biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang baru dan
mereka yang tergolong miskindisini para siswa diajari membaca dan menghafal
al-qur’an secara benar dan hukum islam dibawah bimbingan langsung dari Nabi,
dalam perkembangan berikutnya, sekolah shuffah juga menawarkan
pelajarandasar-dasar menghitung, kedokteran, astronomi, geneologi dan
ilmufilsafat.
2.Kuttab atau
maktab.
Kuttab atau
maktab berasal dari kata dasar yang sama, yaitukataba yang artinya menulis.
Sedangkan kuttab atau maktab berartitempat untuk menulis atau tempat dimana
dilangsungkan kegiatan tulismenulis.Philip K. Hitti mengatakan bahwa kurikulum
pendidikan dikuttabini berorientasi kepada al-qur’an sebagai suatu tex book,
hal ini mencakup pengajaran membaca dan menulis, kaligrafi, gramatikal bahasa
arab.Sejarah Nabi hadits, khususnya yang berkaitan dengan Nabi SAW.Bahkan dalam
perkembangan kuttab dibedakan menjadi dua, yaitu kuttabyang mengajarkan
pengetahuan non agama (secular learning) dan kuttab yang mengajarkan ilmu agama
(religius learning).Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut dapat dikatakan
bahwa kuttab pada awal perkembangan merupakan lembaga pendidikanyang tertutup
dan setelah adanya persentuhan dengan peradabanhelenisme menjadi lembaga
pendidikan yang terbuka terhadap pengetahuan umum, termasuk filsafat.
3.Halaqah.
Halaqah artinya
lingkaran. Artinya proses belajar mengajar disinidilaksanakan dimana murid dan
meringkari gurunya. Seorang guru biasanya duduk dilantai menerangkan,
membacakan karangannya, ataumemberikan komentar atas karya pemikiran orang
lain. Kegiatan dihalaqah ini tidak khusus untuk megajarkan atau mendiskusikan
ilmuagama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, termasuk filsafat.
4.Majlis.
Istilah majlis
telah dipakai dalam pendidikan sejak abad pertamaislam, mulanya ia merujuk pada
arti tempat-tempat pelaksanakan belajar mengajar. Pada perkembangan berikutnya
disaat dunia pendidikan islammengalami zaman keemasan, majlis berarti sesi
dimana aktivitas pengajaran atau berlangsung.Seiring dengan perkembangan
pengetahuan dalam islam, majlisdigunakan sebagai kegiatan transfer ilmu pengetahuan
sebagai majlis banyak ragamnya, menurut Muniruddin Ahmad ada 7 (tujuh)
macammajlis, sebagai berikut:a.Majlis al-hadits b.Majlis al-tadrisc.Majlis
al-manazharahd.Majlis muzakarahe.Majlis al-syu’araf.Majlis al-adabg.Majlis
al-fatwa dan al-nazar
5.Masjid
Semenjak
berdirinya di zaman Nabi SAW, masjid telah menjadi pusat kegiatan dan informasi
berbagai masalah kaum muslimin, baik yangmenyangkut pendidikan maupun sosial
ekonomi. Namun, yang lebih penting adalah sebagai lembaga
pendidikan.Perkembangan masjid sangat signifikan dengan perkembanganyang
terjadi di masyarakat, terlebih lagi pada saat masyarakat islammengalami
kemajuan. Urgensi masyarakat terhadap masjid menjadisemakin kompleks, hal ini
menyebabkan karakteristik masjid berkembangmenjadi dua bentuk yaitu mesjid
sebagai tempat sholat jum’at atau jamidan masjis biasa.Kurikulum pendidikan
dimasjid biasanya merupakan tumpuan pemerintah untuk memperoleh
pejabat-penjabat pemerintah, seperti,qodhi, khotib dan iman masjid.
6.Khan
Khan biasanya
difungsikan sebagai penyimpanan barang-barangdalam jumlah besar atau sebagai
sarana komersial yang memiliki banyak toko, seperti, khan al narsi yang
berlokasi di alun-alun karkh di bagdad.
7.Ribarth.
Ribath adalah
tempat kegiatan kaum sufi yang ingin menjauhkandiri dari kehidupan duniawi dan
mengkonsentrasikan diri untuk semata-mata ibadah.
8.Rumah –
Ulama.
Rumah sebenarnya
bukan temapat yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar, namun para ulama
dizaman klasik banyak yangmempergunakan rumahnya secara ikhlas untuk kegiatan
belajar mengajar dan pengembangan ilmu pengetahuan.
9.Toko-toko
buku dan perpustakaan.
Toko-toko buku
memiliki peranan penting dalam kegiatankeilmuan islam, pada awalnya memang
hanya manjual buku-buku, tetapi berikutnya menjadi sarana untuk berdiskusi dan
berdebat, bahkan pertemuan rutin sering dirancang dan dilaksanakan
disitu.Disamping tokobuku, perpustakan juga memilki peranan penting
dalamkegiatan transfer keilmuan islam.
10.Rumah
sakit.
Rumah sakit pada
zaman klasik bukan saja berfungsi sebagaitempat merawat dan mengobati
orang-orang sakit, tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhungan dengan
perawatan dan pengobatan. Padamasa itu, percabaan dalam bidang kedokteran dan
obat-oibatandilaksanakan sehingga ilmu kedoteran dan obat-obatan cukup pesat.Rumah
sakit juga merupan tempat praktikum sekolah kedoteran yangdidirikan diluar
rumah sakit, rumah sakit juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan .
11.Badiah
(padang pasir, dusun tempat tinggal badui)
Badiah merupakan
sumber bahasa arab yang asli dan murni, danmereka tetap mempertahankan keaslian
dan kemurnian bahasa arab. Oleh karena itu badiah-badiah menjadi pusat untuk
pelajaran bahasa arab yangasli dan murni. Sehingga banyak anak-anak khulifah,
ulama-ulama dan para ahli ilmu pengetahuan pergi kebadiah-badiah dalam
rangkamempelajari bahasa dan kesusastraan arab. Dengan begitu badiah-badiah
telah berfungsi sebagai lembaga pendidikan.
b.Madrasah
1. Sejarah dan motivasi pendirian madrasah
Beberapa paradigma dapat digunakan dalam memandang sejarahdan motivasi
pendirian madrasah. Paling tidak ada 3 teori tentangtimbulnya madrasah:
a. Madrasah selalu dikaitkan dengan nama
nidzam al-mulk (W. 485H/1092 M), salah seorang wajir dinasti saljuk sejak 456
H/1068 M sampai dengan wafatnya, dengan usahanya membangun madrasahnizhamiyah
diberbagai kota utama daerah kekuasaan saljuk begituhdominannya peran nidzam
al-mulk adalah orang pertama yangmembangun madrasah.
b. Menurut
al-makrizi, ia berasumsi bahwa madrasah pertama adalahmadrasah nizhamiyah yang
didirikan tahun 457 H.
c. Madrasah sudah eksis semenjak awal
islam seperti bait al-hikmahyang didirikan Al-Makmun di Bagdad abad ke-3 H.Dari
informasi diterima diatas dapat diketahui bahwa madrasahyang pertama di
Nisyapur. Namun demikian, madrasah itu kurang dikenalmengingat motivasi
pendirian madrasah itu sendiri pada waktu itu masih bersifat ahliyah (keluarga)
berdasarkan wakaf keluarga dan sejarah barumencatat sesuatu bila telah menjadi
fenomena yang meluas.Lahirnya lembaga pendidikan formal dalam bentuk
madrasahmerupakan pengembangan dari sistem pengajaran dan pendidikan yang pada
awalnya berlangsung di mesjid-mesjid.Disisi lain, syalabi mengemukakan bahwa
perkembangan darimasjid ke madrasah terjadi secara tidak langsung, menurutnya
madrasahsebagai konsekuensi logis dari semakin ramainya pengajian di masjidyang
fungsi utamanya adalah ibadah. Agar tidak kegiatan ibadah,dibuatlah tempat
khusus untuk belajar yang dikenal madrasah.Dengan berdirinya madrasah, maka
pendidikan islam mesasuki periode baru. Yaitu pendidikan menjadi fungsi bagi
negara dan madrasah-madrasah dilembagakan untuk tujuan pendidikan sektarian
danindoktrinasi politik.Meskipun madrasah sebagai lembaga pendidikan dan
pengajarandidunia islam baru timbul sekitara abad ke-14 H, ini bukan berarti
bahwasejak awal perkembangannya islam tidak mempunyai lembaga pendidikandan
pengajaran. Pada awal telah berdiri madrasah yang menjadi cikal bakal munculnya
madrasah nizamiyah, madrasah tyersebut beradadiwilayah Persia, tepatnya di
daerah Nisyapur, misalnya madrasah al- baihaqiyah, madrasah sa’idiyah dan
madrasah yang terdapat di Khusan.
2. Madrasah Nizhamiyah.Madrasah nizhamiyah
merupakan pertotipe awal bagi lembaga pendidikan tinggi, ia juga dianggap
sebagai tonggak baru dalam penyelenggaraan pendidikan islam, dan merupakan
karakteristik tradisi pendidikan islam sebagai suatu lembaga pendidikan resmi
dengan sistemasrama. Pemerintah atau penguasa ikut terlibat didalam
menentukantujuan, kurikulum, tenaga pengajar, pendanaan, sarana fisik dan
lain-lain.Kendati madrasah nizhamiyah mampu melestarikan tradisi keilmuan
danmenyebarkan ajaran islam dalam persi tertentu. Tetapi keterkaitan
denganstandarisasi dan pelestarian ajaran kurang mampu menunjang pengembangan
ilmu dan penelitian yang inofatif.
3. Madrasah di Mekah dan Madinah.Informasi
tentang madrasah mendapat dukungan banyak dari berbagai leteratur. Namun sayang
para sejarawan tidak cukup tertarik
berbicara madrasan di Mekah dan Madinah. Hal ini mengakibatkan pelacakan
informasi tentang permasalahan tersebut kurang lengkap.Lebih lanjut secara
kuantitatif madrasah di Mekah lebih banyak dibandingkan di Madinah. Diantara
madrasah Abu Hanifah, Maliki,madrasah ursufiyah, madrasah muzhafariah,
sedangkan madrasah megahyang dijumpai di Mekah adalah madrasah qoi’it bey,
didirikan oleh SultanMamluk di Mesir.
2.Kehidupan guru
a.Guru dalam
pendidikan muslim
Tinggi rendahnya
penghormatan terhadap guru pada awal abad-abad pendidikan muslim tergantung
atas dua faktor, yaitu:
1. Tempat dimana dia mengajar, di Persia:
penghormatan kepada guru merupakansuatu tradisi lama dalam
pendidikanzoroastrian, tradisi ini dilanjutkankedalam periode islam.
2. Tingkatan dimana ia belajar. Biasanya,
penghormatan kepada guru semakintinggi terhadap guru sekolah menengahdan
pendidikan tinggi. Guru-gurusekolah dasar kurang dihargai karena pengetahuannya
yang amat sederhanadan karena tingkat pendidikantampaknya sudah menjadi daya
tarik.
b.Tipe-tipe
guru.
Ada enam tipe
guru yaitu muallim, mu’addib, mudarris, syaikh, ustad,imam, belum lagi
termasukguru pribadi dan para muaiyyid atau asisten (guru-guru yunior). Muallim
biasanya julukan bagi guru sekolah dasar, mu’addib,arti harfiyahnya orang yang
beradab atau guru adab, adalah julukan untuk guru-guru sekolah dasar dan
menengah, mudarris adalah satu julukan propesional untuk seorang murid atau
pembantu. Ia sama dengan asisten profesor dan membantu mahasiswa menjelaskan
hal-hal yang sulit mengenaikuliah yang diberikan profesornya, syaikh atau guru
besar adalah julukankhusus yang menggambarkan keunggulan akademis atau
teologis, imam adalah guru agama tertinggi.
c.Pakaian guru
Selama
pemerintahan abbasiyah para guru mengikuti gaya Persia,mengenakan tutup kepala
Persia, celana lebar, rok, rompi, dan jaket.Semuanya ditutup dengan jubah atau
aba mantel luar dan taylasan diatas surban.
d.Organisasi
guru
Keberadaan guru
mempunyai pengaruh yang penting dalam suatu pemerintahan, bahkan kekuasaannya
mempunyai andil yang besar dalamkekuasaan kholifah, karena guru terhimpun dalam
suatu organisasi yangmempunyai fower yang dapat mengendalikan kepentingan
kholifah,khususnya dalam hal pengangkatan dan pemberian izin untuk menjadi
pengajar di masjid.
3.Pola interaksi
guru dan siswa pada pendidikan islam klasik
a.Pola sikap
guru terhadap siswa dalam interaksiedukatif
pada pendidikan
islam klasik.Bentuk pola sikap guru pada pendidikan islam klasik berdasarkan
pada nilai-nilai hubungan yang ada pada pola bentuk sikap Rasulullah dan
Sahabatdalam mendakwahkan islam, yaitu pola keikhlasan, pola kekeluargaan,
polakesederajatan dan pola uswatun hasanah.
*Pola
keikhlasanPola keikhlasan mengandung makna bahwa interaksi yang berlangsung
bertujuan agar siswa dapat menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkantanpa
mengharap ganjaran materi dari interaksi tersebut, dan menganggapinteraksi itu
berlangsung sesuai dengan panggilan jiwa dan untuk mengabdikan diri kepada
Allah SWT.
*Pola
kekeluargaanPada masa ini guru memposisikan dirinya dan siswa seperti orang tua
dananak, artinya mereka mempunyai tanggung jawab yang penuh dalam pendidikan
tersebut, dan mencurahkan kasih sayang seperti menyayangianak sendiri.Pada pola
ini guru senantiasa bersikap:
-Lemah lembut
dalam proses belajar mengajar.
-Bijaksana dalam
memberikan pujian atau hadiahdan hukuman pada anak.
-Guru tidak
bersikap pilih kasih.
*Pola
kesederajatanGuru dalam interaksinya senantiasa memunculkan sikap
tawadhuterhadap siswanya, pola interaksi seperti ini membuat guru menghargai
potensi yang dimiliki anak. Dengan demikian pola yang dimunculkan bernuansa
demokratis, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyampaikan sesuatu
yang belum dimengerti.
*Pola al uswah
al hasanahPada pendidikan islam klasik, interaksi yang terjadi antara guru dan
siswatidak hanya terjadi pada proses belajar mengajar, tetapi berlangsung
jugadi tengah masyarakat, dimana guru menjadi agen moral sekaligus modeldari
moral yang diajarkan.
b.Pola sikap
siswa terhadap guru dalam interaksi edukatif
1.Pola ketaatan
Ketaatan seorang
siswa terhadap gurunya membawa barokah dalam proses pencarian ilmu. Untuk itu,
maka siswa dalam interaksi denganguru merupakan upaya mencari ridhonya
(kerelaan hatinya).Gambaran ketaatan siswa dalam interaksinya dengan guru
dibagi 2 (dua),yaitu:
a)Ketaatan
terhadap guru secara langsung,yaitu jangan berjalan didepan guru, jika bertamu
kerumah guru hendaknya tidak mengetuk pintu, tetapi cukup menunggudiluar, dan
lain-lain.
b)Ketaatan terhadap keluarga guru,menghormati
guru dan semua orang yangmempunyai ikatan keluarga dengan guru.
2.Pola kasih
sayang
Menurut ibn
naiskawaih, kewajiban antara siswa terhadap guru beradadiantara cinta terhadap
Allah dan cinta kepada orang tua, karena menurutIbnu Miskawaih, guru merupakan
penyebab eksistensi hakiki kita dan penyebab kita memperoleh kebahagiaan
sempurna.
3.Pola
komunikasi guru dan siswa
dalam proses
belajar mengejar pada pendidikan islam klasik.Pendidikan islam pada masa ini
sudah mengenal beberapa bentuk komunikasi dalam proses belajar mengajar, yaitu:
*Pola satu
arahPada pola komunikasi terjadi hanya satu arah, seorang guru bertindak
sebagai instruktur dan senantiasa mendorong siswa untuk lebihmenghapal.
*Pola banyak
arahPola ini komunikasi terjadi tidak hanya antara guru dan siswa, tetapisiswa
dan guru, siswa dan siswa. Ini berlangsung dalam diskusi dan perdebatan
masalah-masalah ilmiah.
Kurikulum
pendidikan islam
1.Kurikulumpendidikan
islam sebelum berdirinya madrasah.
a.Kurikulum
pendidikan rendah
Sebelum
berdirinya madrasah, tidak ada tingkatan dalam pendidikanislam, tetapi hanya
satu tingkat yang bermula dikuttab dan berakhir didiskusihalaqah. Tidak ada
kurikulum khusus yang diikuti oleh seluruh umat islam,dilembaga kuttab biasanya
diajarkan membaca dan menulis disamping al-qur’an, kadang diajarkan bahasa
nahwu dan arudh.Sedangkan kurikulum yang ditawarkan oleh Ibnu Sina untuk
tingkatini adalah mengajari al-qur’an, karena anak-anak dari segi fisik dan
mentaltelah siap menerima pendiktean. Namun demikian, ada perbedaan antarakuttab-kuttab
yang diperuntukanbagi masyarakat umum yang ada diistana. Diistana orang tua
(para pembesar istana) adalah yang membuat rencana pelajaran tersebut sesuai
dengan anaknya dan tujuan yang dikehendaki.Rencana pelajaran untuk pendidikan
istana ialah pidato, sejarah, peperangan- peperangan, cara bergaul dengan
masyarakat disamping pengetahuan pokok,seperti al-qur’an, syair dan
bahasa.Kurikulum pada tingkat ini bervariasi tergantung pada tingkatkebutuhan
masyarakat, karena sebuah kurikulum dibuat tidak akan pernahlepas dari faktor
sosiologis, politis, ekonomis masyarakat yangmelingkupinya.
b.Kurikulum
pendidikan tinggi.
Kurikulum
pendidikan tinggi, berpariasi tergantung pada syaikh yangmau mengajar para
mahasiswa tidak terikat untuk mempelajari mata pelajarantertentu, demikian juga
guru tidak mewajibkan kepada mahasiswa untuk mengikuti kurikulum
tertentu.Kurikulum pendidikan tingkat ini dibagi kepada dua jurusan,
jurusanilmu-ilmu agama dan jurusan ilmu pengetahuan.Al-Khuwarazmi (Yusuf
al-kutub, tahun 976) meringkas kurikulumagama sebagai berikut: Ilmu Fiqih, ilmu
nahwu, ilmu kalam, ilmu kitabah(sekretaris), ilmu arudh, dan lain-lain.Ikhwan
Al-Ahafa mengklasifikasikan ilmu-ilmu umum kepada:
1)Disiplin-disiplin
umum: tulis baca, arti baca gramatika,ilmu hitung, satra, ilmu tentang tanda
dan isyarat, ilmusihir, jimat, kimia, sulap, dagang, dan sebagainya.
2) Ilmu-ilmu
filosofis: matematika, logika, ilmu angka-angka, geometri, astronomi, musik,
aritmatika danhukum-hukum geometri, dan sebagainya.
2.Kurikulum setelah
berdirinya madrasah.
Pada zaman
keemasan islam, aktivitas-aktivitas kebudayaan pendidikanislam tidak
mengizinkan teologi dan dugma membatasi ilmu pengetahuanmereka, mereka
meyelidiki setip cabang ilmu pengetahuan manusia, baik psikologi, sejarah, historiografi, hukum,
sosiologi, kesustraan, etika, filsafat,teologi, kedokteran, matematika, logika,
seni, arsitektur.Sejalan dengan perkembangan zaman dan tingkat kebutuhan,
mendirikanmadrasah dianggap krusial. Pendirian lembaga pendidikan tinggi islam
ini terjadidi bawah patronase wazir Nizam Al-Mulk (1064 M). Biasanya sebuah
madrasahdibangun untuk seorang ahli fiqih yang termasyhur dalam suatu mazhab
yangempat. Umpamanya Nuruddin Mahmud bin Zanki telah mendirikan di Damaskusdan
Halab beberapa madrasah untuk mazhab Hanafi dan Syafi’i dan telahdibangun juga
sebuah madrasah untuk mazhab ini di kota Mesir.Berdirinya madrasah, pada satu
sisi, merupakan sumbangan islam bagiperadaban sesudahnya, tapi pada sisi lain
membawa dampak yang buruk bagidunia pendidikan setelah hegomoni negara terlalu
kuat terhadap madrasah ini.Akibatnya kurikulum madrasah ini dibatasi hanya pada
wilayah hukum (fiqih)dan teologi. ”pemakruhan” penggunaan nalar setelah
runtuhnya Mu’tazilah, ilmu-ilmu profan yang sangat dicurigai dihapus dari
kurikulum madrasah, mereka yang punya minat besar terhadap ilmu-ilmu ini
terpaksa belajar sendiri-sendiri.Karenanya ilmu-ilmu profan banyak berkembang
di lembaga nonformal.
C.Perkembangan
Ilmu Keislaman
Pengaruh dari
kebudayaan bangsa yang sudah maju, terutama melalui gerakanterjemahan, bukan
saja membawa kemajuan dibidang ilmu pengetahuan umum.Tetapi juga ilmu
pengetahuan agama. Dalam bidang tafsir, sejak awal sudah dikenaldua metode
penafsiran, pertama, tafsir bi al-ma’tsur yaitu, interpretasi tradisional
dengan mengambil interpretasi dari Nabi SAW dan para sahabatnya. Kedua, tafsir
bial-ra’yi yaitu metode rasional yang lebih banyak bertumpu kepada pendapat dan
pikiran dari pada hadis dan pendapat sahabat. Kedua metode ini memang
berkembang pada masa pemerintahan Abbasiyah, akan tetapi jelas sekali bahwa
tafsir denganmetode bi al ra’yi (tafsir rasional), sangat dipengaruhi oleh
perkembangan pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan, hal yang sama juga terlihat
dalam ilmu fiqh,dan terutama dalam ilmu teologi perkembangan logika dikalangan
umat islam sangatmempengaruhi perkembangan dua bidang ilmu tersebut.Imam-imam
mazhab hukum yang empat hidup pada masa pemerintahanAbbasiyah pertama. Imam Abu
Hanifah (700-767 M) dalam pendapat-pendapathukumnya di pengaruhi ole
perkembangan yang terjadi di Kuffah, kota yang beradaditengah-tengah kebudayaan
Persia yang hidup kemasyarakatannya telah mencapaitingkat kemajuan yang lebih
tinggi, karena itu mazhab ini lebih banyak menggunakan pemikiran rasional dari
pada hadis. Muridnya dan sekaligus pelanjutnya, Abu Yusuf,menjadi Qodhi
Al-Qudhal dizaman Harun Al-Rasyid.Berbeda dengan Abu Hanifah, imam Malik
(713-795 M) banyak menggunakan hadis dan tradisi masyarakat madmah. Pendapat dua
tokoh mazhabhukum ditengahi oleh imam Syafi’i (767-820 M) dan imam Ahmad ibn
Hambal (780-855 M).Disamping empat pendiri mazhab besar tersebut, pada masa
pemerintahan bani Abbas banyak mujtahid mutlak lain yang mengeluarkan
pendapatnya secara bebas dan mendirikan mazhabnya pula, akan tetapi karena
pengikutnya tidak berkembang pemikiran
dan mazhab itu hilang bersama berlalunya zaman.Aliran teologi sudah ada sejak
masa bani Umayah, seperti khawarij, murji’ah,dan mu’tazilah, akan tetapi
perkembangan pemikirannya masih terbatas. Teologirasional mu’tazilah muncul
diujung pemerintahan bani Umayah. Namun pemikirannya yang sudah kompleks dan
sempurna baru dirumuskanpada masa pemerintahan bani Abbas periode pertama.
Selain itu dalam bidang sastra, penulisan hadis juga berkembang pesat pada masa
bani Abbas. Hal itu mungkin terutamadisebabkan oleh tersedianya pasilitas dan
transportasi, sehingga memudahkan para pencari dan penulis hadis bekerja, dan
hadis merupakan sumber hukum kedua setelahAl-Qur’an.Dan pada zaman bani
Abbasiyah juga ilmu tasawuf dan ilmu bahasamengalami kemajuan, ilmu tasawuf
adalah ilmu syari’at. Inti ajarannya adalah tekun beribadah dengan menyerahkan
diri sepenuhnya kepada Allah dan meninggalkankesenangan perhiasan dunia dan
bersembunyi diri beribadah.dalam ilmu bahasa ini didalamnya mencakup ilmu
nahwu, shorof, ma’any, bayan, badi’, arudl, dan lain-lain.Ilmu bahasa pada
daulah bani Abbasiyah berkembang dengan pesat, karena bahasa arab semakin
berkembang memerlukan ilmu bahsa yang menyeluruh.
D.Perkembangan
Ilmu-ilmu Non Keislaman (Kedokteran, Filsafat, Astronomi,dan lain-lain),
Para Ilmuan Muslim dan Kepakarannya
a.Kedokteran
Seiring dengan
ilmu-ilmu lain, ilmu kedokteran juga sempat mencapaimasa keemasannya, daulah
Abbasiyah telah melahirkan banyak dokter ternama.Sekolah-sekolah tinggi
kedokteran banyak didirikan diberbagai tempat, begitulahrumah-rumah sakit besar
yang berfungsiselain sebagai perawatan para pasien,jugasebagai ajang peraktek
para dokter dan calon dokter.
Diantaranya
sekolah tinggikedokteran yang terkenal:
*Sekolah tinggi
kedokteran di Yunde Shafur (Iran)
*Sekolah tinggi
kedokteran di Harran (Syria)
*Sekolah tinggi
kedokteran di Bagdad.Adapun para dokter yang populer pada masa itu antara lain:
*Abu Zakaria
Yuhana bin Miskawaih, seorang ahli formasi di rumah sakitYunde Shafur.
*Sabur bin
sahal, direktur rumah sakit Yunde Shafur.
*Hunain bin
Ishak (194-264 H/ 810-878 M) seoranng ahli penyakit mataternama.
*Abu Zakaria
Ar-Razy kepala rumah sakit di Bagdad dan seorang dokter ahli penyakit campak
dan cacar, dan dia juga orang pertam yang menyusun bukumengenai kedokteran
anak.
*Ibnu Sina
(370-428 H/ 980-1037 M). Ia seorang ilmuan yang multi dimensi,yakni selain
mengasai ilmu kedokteran, juga ilmu-ilmu lai, seperti filsafat dansosiologi.
Ibnu Sina berhasil menemukan sistem peredaran darah padamanusia diantara
karyanya adalah Al- Qur’an fi al rhibb yang merupakanensiklopedi kedokteran
paling besar dalam sejarah.
b.Filsafat
Melalui proses
penerjemahan buku-buku filsafat yang berbahasa Yunani para ulama muslim banyak
mendalami dan mengkaji filsafat serta mengadakan perubahan serta perbaikan
sesuai dengan ajaran islam. Sebab itulah lahirla filsafatislam yang akhirnya
menjadi bintangnya dunia filsafat diantara para ahli filsafat
c.Ilmu Astronomi
Ilmu astronomi
atau perbintangan berkembang dengan baik, bahkansampai mencapai puncaknya, kaum
muslimin pada masa bani Abbasiyahmempunyai modal yang terbesar dalam
mengembanngkan ilmu perhitungan.Mereka menggodok dan mempersatukan
aliran-aliran ilmu bintang yang berasalatau dianut oleh Yunani, Persia, India,
Kaldan. Dan ilmu falak arab jahiliyah.Ilmu bintang memegang peranan penting
dalam menentukan garis politik parakhalifah dan amir.Diantara para ahli ilmu
astronomi pada masa ini adalah:
*Al-battani atau
Albatagnius, seorang ahli astronomi yang terkenal dimasanya.
*Al-Fazzari,
seorang pencipta atrolobe, yakni alat pengukur tinggi dan jarak bintang.
*Abul Wafak,
seorang menemukan jalan ketiga dari bulan, jalan kesatu dankedua telah
ditemukan oleh ilmuan yang berkebangsaan Yunani.
*Rahyan Al
Bairuny, seorang astronomi.
*Abu Mansyur Al
Falaky, seorang ahli ilmu falaq.Untuk mendukung perkembangan ilmu ini, para
khalifah telah banyak membangun observatorium diberbagai kota, disamping
observatorium milik pribadi ilmuan.
d.Ilmu
Matematika
Bidang ilmu
matematika juga mengalami kemajuan pesat, diantara paratokohnya yaitu:
*Umar Al
Farukhan, seorang insinyur dan arsitek kota Bagdad.
*Al-Khawarizmi,
seorang pakar matematika muslim yang mengarang buku Al-Gebra (Al-jabar). Dan
dia juga yang menemukan angka nol.
e.Ilmu Farmasi
dan Kimia
Pakar ilmu
farmasi dan kimia pada masa dinasti Abbasiyah sebenarnyasangat banyak, tetapi
yang paling terkenal adalah ibnu Baithar. Ia adalah seorangilmuan farmasi yang
produktif menulis, karyanya adalah Almughni (memuattentang obat-obatan) dan
lain-lain.