Minggu, 16 Desember 2012

PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN BANI ABBASIYAH



PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN BANI ABBASIYAH

A.Pendahuluan
Sejak lahirnya agama islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran islam, pendidikan dan pengajaran islam itu terus tumbuh dan berkembang pada masa khulafau rasyidin dan masa bani Umayyah. Pada permulaan masa Abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkembangdengan sangat hebatnya di seluruh negara islam. Sehingga lahir sekolah-sekolah yangtidak terhitung banyaknya, tersebar di kota sampai ke desa-desa. Anak-anak dan pemuda berlomba-lomba untuk menuntut ilmu pengetahuan, pergi kepusat-pusat pendidika, meninggalkan kampung halamannya karena cinta akan ilmu pengetahuan.Kerajaan islam di Timur yang berpusat di Bagdad dan Cordova telahmenunjukan dalam segala cabang ilmu pengetahuan sehingga kalau kita bukalembaran sejarah dunia pada masa keemasan, yang bermula dengan berdirinyakerajaan Abbasiyah di Bagdad, pada tahun 750 M dan berakhir dengan kerajaanAbbasiyah pada tahun 1258 Masehi.
B.Pendidikan Islam dan Segala Aspeknya
Kekuasaan dinasti bani abbas, sebagaimana disebutkan melanjutkankekuasaan dinasti bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiridan
penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw,dinasti didirikan oleh Abdullah Alsaffah Ibnu Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah IbnAl- Abbas.
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti islam yang sempat membawa kejayaanumat islam pada masanya. Zaman keemasan islam dicapai pada masa dinasti-dinastiini berkuasa. Pada masa ini pula umat islam banyak melakukan kajian kritis terhadapilmu pengetahuan. Akibatnya pada masa ini banyak para ilmuan dan cendikiawan bermunculan sehinnnngga membuat ilmu pengetahuan menjadi maju pesat.Popularitas daulah Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah HarunAl-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mum (813-833 M). Kekayaan yangdimanfaatkan Harun Arrasyid untuk keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi didirikan, pada masanya sudah terdapat paling tidak sekittar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum jugadibangun. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini.Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan sertakesusasteraan berada pada zaman keemasannya.pada masa inilah Negara islammenempatkan dirinya sebagai Negara terkuat dan tak tertandingi. Al- Ma’mun pengganti Al- Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Padamasa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakan, untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia mengkaji penerjemah-penerjemah darigolongan kristen dan penganut golongan lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikansekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Bait Al-Hikmah, pusat penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar dan menjadi perpustakaan umum dan diberi nama ”DarulIlmi” yang berisi buku-buku yang tidak terdapat di perpustakaan lainnya. Pada masaAl-Ma’mun inilah Bagdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan,kekota inilah para pencari datang berduyun-duyun, dan pada masa ini pula kotaBagdad dapat memancarkan sinar kebudayaan dan peradaban islam keberbagai penjuru dunia.Diantara bangunan-bangunan atau sarana untuk
penndidikan pada masaAbbasiyah yaitu:
Madrasah yang terkenal ketika itu adalah madrasah Annidzamiyah, yangdidirikan oleh seorang perdana menteri bernama Nidzamul Muluk (456-486M). Bangunan madrasah tersebut tersebar luas di kota Bagdad, Balkan, Muro,Tabaristan, Naisabur dan lain-lain.
Kuttab,
yakni tempat belajar bagi para siswa sekolah dasar dan menengah.
Majlis Munadharah, tempat pertemuan para pujangga, ilmuan, para ulama,cendikiawan dan para filosof dalam menyeminarkan dan mengkaji ilmu yang mereka geluti.
Darul Hikmah, gedung perpustakaan pusat.
1.Lembaga-lembaga Pendidikan
.a.Lembaga-lembaga pendidikan sebelum madrasah
Adapun lembaga-lembaga pendidikan islam yang sebelumkebangkitan madrasah pada masa klasik, adalah:
1.Suffah
Pada masa Rasulullah SAW, suffah adalah suatu tempat yangdipakai untuk aktivitas pendidikan biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang baru dan mereka yang tergolong miskindisini para siswa diajari membaca dan menghafal al-qur’an secara benar dan hukum islam dibawah bimbingan langsung dari Nabi, dalam perkembangan berikutnya, sekolah shuffah juga menawarkan pelajarandasar-dasar menghitung, kedokteran, astronomi, geneologi dan ilmufilsafat.
2.Kuttab atau maktab.
Kuttab atau maktab berasal dari kata dasar yang sama, yaitukataba yang artinya menulis. Sedangkan kuttab atau maktab berartitempat untuk menulis atau tempat dimana dilangsungkan kegiatan tulismenulis.Philip K. Hitti mengatakan bahwa kurikulum pendidikan dikuttabini berorientasi kepada al-qur’an sebagai suatu tex book, hal ini mencakup pengajaran membaca dan menulis, kaligrafi, gramatikal bahasa arab.Sejarah Nabi hadits, khususnya yang berkaitan dengan Nabi SAW.Bahkan dalam perkembangan kuttab dibedakan menjadi dua, yaitu kuttabyang mengajarkan pengetahuan non agama (secular learning) dan kuttab yang mengajarkan ilmu agama (religius learning).Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut dapat dikatakan bahwa kuttab pada awal perkembangan merupakan lembaga pendidikanyang tertutup dan setelah adanya persentuhan dengan peradabanhelenisme menjadi lembaga pendidikan yang terbuka terhadap pengetahuan umum, termasuk filsafat.


3.Halaqah.
Halaqah artinya lingkaran. Artinya proses belajar mengajar disinidilaksanakan dimana murid dan meringkari gurunya. Seorang guru biasanya duduk dilantai menerangkan, membacakan karangannya, ataumemberikan komentar atas karya pemikiran orang lain. Kegiatan dihalaqah ini tidak khusus untuk megajarkan atau mendiskusikan ilmuagama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, termasuk filsafat.
4.Majlis.
Istilah majlis telah dipakai dalam pendidikan sejak abad pertamaislam, mulanya ia merujuk pada arti tempat-tempat pelaksanakan belajar mengajar. Pada perkembangan berikutnya disaat dunia pendidikan islammengalami zaman keemasan, majlis berarti sesi dimana aktivitas pengajaran atau berlangsung.Seiring dengan perkembangan pengetahuan dalam islam, majlisdigunakan sebagai kegiatan transfer ilmu pengetahuan sebagai majlis banyak ragamnya, menurut Muniruddin Ahmad ada 7 (tujuh) macammajlis, sebagai berikut:a.Majlis al-hadits b.Majlis al-tadrisc.Majlis al-manazharahd.Majlis muzakarahe.Majlis al-syu’araf.Majlis al-adabg.Majlis al-fatwa dan al-nazar
5.Masjid
Semenjak berdirinya di zaman Nabi SAW, masjid telah menjadi pusat kegiatan dan informasi berbagai masalah kaum muslimin, baik yangmenyangkut pendidikan maupun sosial ekonomi. Namun, yang lebih penting adalah sebagai lembaga pendidikan.Perkembangan masjid sangat signifikan dengan perkembanganyang terjadi di masyarakat, terlebih lagi pada saat masyarakat islammengalami kemajuan. Urgensi masyarakat terhadap masjid menjadisemakin kompleks, hal ini menyebabkan karakteristik masjid berkembangmenjadi dua bentuk yaitu mesjid sebagai tempat sholat jum’at atau jamidan masjis biasa.Kurikulum pendidikan dimasjid biasanya merupakan tumpuan pemerintah untuk memperoleh pejabat-penjabat pemerintah, seperti,qodhi, khotib dan iman masjid.
6.Khan
Khan biasanya difungsikan sebagai penyimpanan barang-barangdalam jumlah besar atau sebagai sarana komersial yang memiliki banyak toko, seperti, khan al narsi yang berlokasi di alun-alun karkh di bagdad.
7.Ribarth.
Ribath adalah tempat kegiatan kaum sufi yang ingin menjauhkandiri dari kehidupan duniawi dan mengkonsentrasikan diri untuk semata-mata ibadah.
8.Rumah – Ulama.
Rumah sebenarnya bukan temapat yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar, namun para ulama dizaman klasik banyak yangmempergunakan rumahnya secara ikhlas untuk kegiatan belajar mengajar dan pengembangan ilmu pengetahuan.

9.Toko-toko buku dan perpustakaan.
Toko-toko buku memiliki peranan penting dalam kegiatankeilmuan islam, pada awalnya memang hanya manjual buku-buku, tetapi berikutnya menjadi sarana untuk berdiskusi dan berdebat, bahkan pertemuan rutin sering dirancang dan dilaksanakan disitu.Disamping tokobuku, perpustakan juga memilki peranan penting dalamkegiatan transfer keilmuan islam.
10.Rumah sakit.
Rumah sakit pada zaman klasik bukan saja berfungsi sebagaitempat merawat dan mengobati orang-orang sakit, tetapi juga mendidik tenaga-tenaga yang berhungan dengan perawatan dan pengobatan. Padamasa itu, percabaan dalam bidang kedokteran dan obat-oibatandilaksanakan sehingga ilmu kedoteran dan obat-obatan cukup pesat.Rumah sakit juga merupan tempat praktikum sekolah kedoteran yangdidirikan diluar rumah sakit, rumah sakit juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan .
11.Badiah (padang pasir, dusun tempat tinggal badui)
Badiah merupakan sumber bahasa arab yang asli dan murni, danmereka tetap mempertahankan keaslian dan kemurnian bahasa arab. Oleh karena itu badiah-badiah menjadi pusat untuk pelajaran bahasa arab yangasli dan murni. Sehingga banyak anak-anak khulifah, ulama-ulama dan para ahli ilmu pengetahuan pergi kebadiah-badiah dalam rangkamempelajari bahasa dan kesusastraan arab. Dengan begitu badiah-badiah telah berfungsi sebagai lembaga pendidikan.
 b.Madrasah
1.         Sejarah dan motivasi pendirian madrasah Beberapa paradigma dapat digunakan dalam memandang sejarahdan motivasi pendirian madrasah. Paling tidak ada 3 teori tentangtimbulnya madrasah:
a.         Madrasah selalu dikaitkan dengan nama nidzam al-mulk (W. 485H/1092 M), salah seorang wajir dinasti saljuk sejak 456 H/1068 M sampai dengan wafatnya, dengan usahanya membangun madrasahnizhamiyah diberbagai kota utama daerah kekuasaan saljuk begituhdominannya peran nidzam al-mulk adalah orang pertama yangmembangun madrasah.
 b.        Menurut al-makrizi, ia berasumsi bahwa madrasah pertama adalahmadrasah nizhamiyah yang didirikan tahun 457 H.
c.         Madrasah sudah eksis semenjak awal islam seperti bait al-hikmahyang didirikan Al-Makmun di Bagdad abad ke-3 H.Dari informasi diterima diatas dapat diketahui bahwa madrasahyang pertama di Nisyapur. Namun demikian, madrasah itu kurang dikenalmengingat motivasi pendirian madrasah itu sendiri pada waktu itu masih bersifat ahliyah (keluarga) berdasarkan wakaf keluarga dan sejarah barumencatat sesuatu bila telah menjadi fenomena yang meluas.Lahirnya lembaga pendidikan formal dalam bentuk madrasahmerupakan pengembangan dari sistem pengajaran dan pendidikan yang pada awalnya berlangsung di mesjid-mesjid.Disisi lain, syalabi mengemukakan bahwa perkembangan darimasjid ke madrasah terjadi secara tidak langsung, menurutnya madrasahsebagai konsekuensi logis dari semakin ramainya pengajian di masjidyang fungsi utamanya adalah ibadah. Agar tidak kegiatan ibadah,dibuatlah tempat khusus untuk belajar yang dikenal madrasah.Dengan berdirinya madrasah, maka pendidikan islam mesasuki periode baru. Yaitu pendidikan menjadi fungsi bagi negara dan madrasah-madrasah dilembagakan untuk tujuan pendidikan sektarian danindoktrinasi politik.Meskipun madrasah sebagai lembaga pendidikan dan pengajarandidunia islam baru timbul sekitara abad ke-14 H, ini bukan berarti bahwasejak awal perkembangannya islam tidak mempunyai lembaga pendidikandan pengajaran. Pada awal telah berdiri madrasah yang menjadi cikal bakal munculnya madrasah nizamiyah, madrasah tyersebut beradadiwilayah Persia, tepatnya di daerah Nisyapur, misalnya madrasah al- baihaqiyah, madrasah sa’idiyah dan madrasah yang terdapat di Khusan.
2.         Madrasah Nizhamiyah.Madrasah nizhamiyah merupakan pertotipe awal bagi lembaga pendidikan tinggi, ia juga dianggap sebagai tonggak baru dalam penyelenggaraan pendidikan islam, dan merupakan karakteristik tradisi pendidikan islam sebagai suatu lembaga pendidikan resmi dengan sistemasrama. Pemerintah atau penguasa ikut terlibat didalam menentukantujuan, kurikulum, tenaga pengajar, pendanaan, sarana fisik dan lain-lain.Kendati madrasah nizhamiyah mampu melestarikan tradisi keilmuan danmenyebarkan ajaran islam dalam persi tertentu. Tetapi keterkaitan denganstandarisasi dan pelestarian ajaran kurang mampu menunjang pengembangan ilmu dan penelitian yang inofatif.
3.         Madrasah di Mekah dan Madinah.Informasi tentang madrasah mendapat dukungan banyak dari berbagai leteratur. Namun sayang para sejarawan tidak cukup tertarik  berbicara madrasan di Mekah dan Madinah. Hal ini mengakibatkan pelacakan informasi tentang permasalahan tersebut kurang lengkap.Lebih lanjut secara kuantitatif madrasah di Mekah lebih banyak dibandingkan di Madinah. Diantara madrasah Abu Hanifah, Maliki,madrasah ursufiyah, madrasah muzhafariah, sedangkan madrasah megahyang dijumpai di Mekah adalah madrasah qoi’it bey, didirikan oleh SultanMamluk di Mesir.
2.Kehidupan guru
a.Guru dalam pendidikan muslim
Tinggi rendahnya penghormatan terhadap guru pada awal abad-abad pendidikan muslim tergantung atas dua faktor, yaitu:
1.         Tempat dimana dia mengajar, di Persia: penghormatan kepada guru merupakansuatu tradisi lama dalam pendidikanzoroastrian, tradisi ini dilanjutkankedalam periode islam.
2.         Tingkatan dimana ia belajar. Biasanya, penghormatan kepada guru semakintinggi terhadap guru sekolah menengahdan pendidikan tinggi. Guru-gurusekolah dasar kurang dihargai karena pengetahuannya yang amat sederhanadan karena tingkat pendidikantampaknya sudah menjadi daya tarik.
b.Tipe-tipe guru.
Ada enam tipe guru yaitu muallim, mu’addib, mudarris, syaikh, ustad,imam, belum lagi termasukguru pribadi dan para muaiyyid atau asisten (guru-guru yunior). Muallim biasanya julukan bagi guru sekolah dasar, mu’addib,arti harfiyahnya orang yang beradab atau guru adab, adalah julukan untuk guru-guru sekolah dasar dan menengah, mudarris adalah satu julukan propesional untuk seorang murid atau pembantu. Ia sama dengan asisten profesor dan membantu mahasiswa menjelaskan hal-hal yang sulit mengenaikuliah yang diberikan profesornya, syaikh atau guru besar adalah julukankhusus yang menggambarkan keunggulan akademis atau teologis, imam adalah guru agama tertinggi.
c.Pakaian guru
Selama pemerintahan abbasiyah para guru mengikuti gaya Persia,mengenakan tutup kepala Persia, celana lebar, rok, rompi, dan jaket.Semuanya ditutup dengan jubah atau aba mantel luar dan taylasan diatas surban.
d.Organisasi guru
Keberadaan guru mempunyai pengaruh yang penting dalam suatu pemerintahan, bahkan kekuasaannya mempunyai andil yang besar dalamkekuasaan kholifah, karena guru terhimpun dalam suatu organisasi yangmempunyai fower yang dapat mengendalikan kepentingan kholifah,khususnya dalam hal pengangkatan dan pemberian izin untuk menjadi pengajar di masjid.
3.Pola interaksi guru dan siswa pada pendidikan islam klasik
a.Pola sikap guru terhadap siswa dalam interaksiedukatif
pada pendidikan islam klasik.Bentuk pola sikap guru pada pendidikan islam klasik berdasarkan pada nilai-nilai hubungan yang ada pada pola bentuk sikap Rasulullah dan Sahabatdalam mendakwahkan islam, yaitu pola keikhlasan, pola kekeluargaan, polakesederajatan dan pola uswatun hasanah.
*Pola keikhlasanPola keikhlasan mengandung makna bahwa interaksi yang berlangsung bertujuan agar siswa dapat menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkantanpa mengharap ganjaran materi dari interaksi tersebut, dan menganggapinteraksi itu berlangsung sesuai dengan panggilan jiwa dan untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT.
*Pola kekeluargaanPada masa ini guru memposisikan dirinya dan siswa seperti orang tua dananak, artinya mereka mempunyai tanggung jawab yang penuh dalam pendidikan tersebut, dan mencurahkan kasih sayang seperti menyayangianak sendiri.Pada pola ini guru senantiasa bersikap:
-Lemah lembut dalam proses belajar mengajar.
-Bijaksana dalam memberikan pujian atau hadiahdan hukuman pada anak.
-Guru tidak bersikap pilih kasih.
*Pola kesederajatanGuru dalam interaksinya senantiasa memunculkan sikap tawadhuterhadap siswanya, pola interaksi seperti ini membuat guru menghargai potensi yang dimiliki anak. Dengan demikian pola yang dimunculkan bernuansa demokratis, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyampaikan sesuatu yang belum dimengerti.
*Pola al uswah al hasanahPada pendidikan islam klasik, interaksi yang terjadi antara guru dan siswatidak hanya terjadi pada proses belajar mengajar, tetapi berlangsung jugadi tengah masyarakat, dimana guru menjadi agen moral sekaligus modeldari moral yang diajarkan.
b.Pola sikap siswa terhadap guru dalam interaksi edukatif
1.Pola ketaatan
Ketaatan seorang siswa terhadap gurunya membawa barokah dalam proses pencarian ilmu. Untuk itu, maka siswa dalam interaksi denganguru merupakan upaya mencari ridhonya (kerelaan hatinya).Gambaran ketaatan siswa dalam interaksinya dengan guru dibagi 2 (dua),yaitu:
a)Ketaatan terhadap guru secara langsung,yaitu jangan berjalan didepan guru, jika bertamu kerumah guru hendaknya tidak mengetuk pintu, tetapi cukup menunggudiluar, dan lain-lain.
 b)Ketaatan terhadap keluarga guru,menghormati guru dan semua orang yangmempunyai ikatan keluarga dengan guru.
2.Pola kasih sayang
Menurut ibn naiskawaih, kewajiban antara siswa terhadap guru beradadiantara cinta terhadap Allah dan cinta kepada orang tua, karena menurutIbnu Miskawaih, guru merupakan penyebab eksistensi hakiki kita dan penyebab kita memperoleh kebahagiaan sempurna.
3.Pola komunikasi guru dan siswa
dalam proses belajar mengejar pada pendidikan islam klasik.Pendidikan islam pada masa ini sudah mengenal beberapa bentuk komunikasi dalam proses belajar mengajar, yaitu:
*Pola satu arahPada pola komunikasi terjadi hanya satu arah, seorang guru bertindak sebagai instruktur dan senantiasa mendorong siswa untuk lebihmenghapal.
*Pola banyak arahPola ini komunikasi terjadi tidak hanya antara guru dan siswa, tetapisiswa dan guru, siswa dan siswa. Ini berlangsung dalam diskusi dan perdebatan masalah-masalah ilmiah.
Kurikulum pendidikan islam
1.Kurikulumpendidikan islam sebelum berdirinya madrasah.
a.Kurikulum pendidikan rendah
Sebelum berdirinya madrasah, tidak ada tingkatan dalam pendidikanislam, tetapi hanya satu tingkat yang bermula dikuttab dan berakhir didiskusihalaqah. Tidak ada kurikulum khusus yang diikuti oleh seluruh umat islam,dilembaga kuttab biasanya diajarkan membaca dan menulis disamping al-qur’an, kadang diajarkan bahasa nahwu dan arudh.Sedangkan kurikulum yang ditawarkan oleh Ibnu Sina untuk tingkatini adalah mengajari al-qur’an, karena anak-anak dari segi fisik dan mentaltelah siap menerima pendiktean. Namun demikian, ada perbedaan antarakuttab-kuttab yang diperuntukanbagi masyarakat umum yang ada diistana. Diistana orang tua (para pembesar istana) adalah yang membuat rencana pelajaran tersebut sesuai dengan anaknya dan tujuan yang dikehendaki.Rencana pelajaran untuk pendidikan istana ialah pidato, sejarah, peperangan- peperangan, cara bergaul dengan masyarakat disamping pengetahuan pokok,seperti al-qur’an, syair dan bahasa.Kurikulum pada tingkat ini bervariasi tergantung pada tingkatkebutuhan masyarakat, karena sebuah kurikulum dibuat tidak akan pernahlepas dari faktor sosiologis, politis, ekonomis masyarakat yangmelingkupinya.
b.Kurikulum pendidikan tinggi.
Kurikulum pendidikan tinggi, berpariasi tergantung pada syaikh yangmau mengajar para mahasiswa tidak terikat untuk mempelajari mata pelajarantertentu, demikian juga guru tidak mewajibkan kepada mahasiswa untuk mengikuti kurikulum tertentu.Kurikulum pendidikan tingkat ini dibagi kepada dua jurusan, jurusanilmu-ilmu agama dan jurusan ilmu pengetahuan.Al-Khuwarazmi (Yusuf al-kutub, tahun 976) meringkas kurikulumagama sebagai berikut: Ilmu Fiqih, ilmu nahwu, ilmu kalam, ilmu kitabah(sekretaris), ilmu arudh, dan lain-lain.Ikhwan Al-Ahafa mengklasifikasikan ilmu-ilmu umum kepada:
1)Disiplin-disiplin umum: tulis baca, arti baca gramatika,ilmu hitung, satra, ilmu tentang tanda dan isyarat, ilmusihir, jimat, kimia, sulap, dagang, dan sebagainya.
2) Ilmu-ilmu filosofis: matematika, logika, ilmu angka-angka, geometri, astronomi, musik, aritmatika danhukum-hukum geometri, dan sebagainya.

2.Kurikulum setelah berdirinya madrasah.
Pada zaman keemasan islam, aktivitas-aktivitas kebudayaan pendidikanislam tidak mengizinkan teologi dan dugma membatasi ilmu pengetahuanmereka, mereka meyelidiki setip cabang ilmu pengetahuan manusia, baik  psikologi, sejarah, historiografi, hukum, sosiologi, kesustraan, etika, filsafat,teologi, kedokteran, matematika, logika, seni, arsitektur.Sejalan dengan perkembangan zaman dan tingkat kebutuhan, mendirikanmadrasah dianggap krusial. Pendirian lembaga pendidikan tinggi islam ini terjadidi bawah patronase wazir Nizam Al-Mulk (1064 M). Biasanya sebuah madrasahdibangun untuk seorang ahli fiqih yang termasyhur dalam suatu mazhab yangempat. Umpamanya Nuruddin Mahmud bin Zanki telah mendirikan di Damaskusdan Halab beberapa madrasah untuk mazhab Hanafi dan Syafi’i dan telahdibangun juga sebuah madrasah untuk mazhab ini di kota Mesir.Berdirinya madrasah, pada satu sisi, merupakan sumbangan islam bagiperadaban sesudahnya, tapi pada sisi lain membawa dampak yang buruk bagidunia pendidikan setelah hegomoni negara terlalu kuat terhadap madrasah ini.Akibatnya kurikulum madrasah ini dibatasi hanya pada wilayah hukum (fiqih)dan teologi. ”pemakruhan” penggunaan nalar setelah runtuhnya Mu’tazilah, ilmu-ilmu profan yang sangat dicurigai dihapus dari kurikulum madrasah, mereka yang punya minat besar terhadap ilmu-ilmu ini terpaksa belajar sendiri-sendiri.Karenanya ilmu-ilmu profan banyak berkembang di lembaga nonformal.
C.Perkembangan Ilmu Keislaman
Pengaruh dari kebudayaan bangsa yang sudah maju, terutama melalui gerakanterjemahan, bukan saja membawa kemajuan dibidang ilmu pengetahuan umum.Tetapi juga ilmu pengetahuan agama. Dalam bidang tafsir, sejak awal sudah dikenaldua metode penafsiran, pertama, tafsir bi al-ma’tsur yaitu, interpretasi tradisional dengan mengambil interpretasi dari Nabi SAW dan para sahabatnya. Kedua, tafsir bial-ra’yi yaitu metode rasional yang lebih banyak bertumpu kepada pendapat dan pikiran dari pada hadis dan pendapat sahabat. Kedua metode ini memang berkembang pada masa pemerintahan Abbasiyah, akan tetapi jelas sekali bahwa tafsir denganmetode bi al ra’yi (tafsir rasional), sangat dipengaruhi oleh perkembangan pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan, hal yang sama juga terlihat dalam ilmu fiqh,dan terutama dalam ilmu teologi perkembangan logika dikalangan umat islam sangatmempengaruhi perkembangan dua bidang ilmu tersebut.Imam-imam mazhab hukum yang empat hidup pada masa pemerintahanAbbasiyah pertama. Imam Abu Hanifah (700-767 M) dalam pendapat-pendapathukumnya di pengaruhi ole perkembangan yang terjadi di Kuffah, kota yang beradaditengah-tengah kebudayaan Persia yang hidup kemasyarakatannya telah mencapaitingkat kemajuan yang lebih tinggi, karena itu mazhab ini lebih banyak menggunakan pemikiran rasional dari pada hadis. Muridnya dan sekaligus pelanjutnya, Abu Yusuf,menjadi Qodhi Al-Qudhal dizaman Harun Al-Rasyid.Berbeda dengan Abu Hanifah, imam Malik (713-795 M) banyak menggunakan hadis dan tradisi masyarakat madmah. Pendapat dua tokoh mazhabhukum ditengahi oleh imam Syafi’i (767-820 M) dan imam Ahmad ibn Hambal (780-855 M).Disamping empat pendiri mazhab besar tersebut, pada masa pemerintahan bani Abbas banyak mujtahid mutlak lain yang mengeluarkan pendapatnya secara bebas dan mendirikan mazhabnya pula, akan tetapi karena pengikutnya tidak  berkembang pemikiran dan mazhab itu hilang bersama berlalunya zaman.Aliran teologi sudah ada sejak masa bani Umayah, seperti khawarij, murji’ah,dan mu’tazilah, akan tetapi perkembangan pemikirannya masih terbatas. Teologirasional mu’tazilah muncul diujung pemerintahan bani Umayah. Namun pemikirannya yang sudah kompleks dan sempurna baru dirumuskanpada masa pemerintahan bani Abbas periode pertama. Selain itu dalam bidang sastra, penulisan hadis juga berkembang pesat pada masa bani Abbas. Hal itu mungkin terutamadisebabkan oleh tersedianya pasilitas dan transportasi, sehingga memudahkan para pencari dan penulis hadis bekerja, dan hadis merupakan sumber hukum kedua setelahAl-Qur’an.Dan pada zaman bani Abbasiyah juga ilmu tasawuf dan ilmu bahasamengalami kemajuan, ilmu tasawuf adalah ilmu syari’at. Inti ajarannya adalah tekun beribadah dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan meninggalkankesenangan perhiasan dunia dan bersembunyi diri beribadah.dalam ilmu bahasa ini didalamnya mencakup ilmu nahwu, shorof, ma’any, bayan, badi’, arudl, dan lain-lain.Ilmu bahasa pada daulah bani Abbasiyah berkembang dengan pesat, karena bahasa arab semakin berkembang memerlukan ilmu bahsa yang menyeluruh.

D.Perkembangan Ilmu-ilmu Non Keislaman (Kedokteran, Filsafat, Astronomi,dan lain-lain),
 Para Ilmuan Muslim dan Kepakarannya
a.Kedokteran
Seiring dengan ilmu-ilmu lain, ilmu kedokteran juga sempat mencapaimasa keemasannya, daulah Abbasiyah telah melahirkan banyak dokter ternama.Sekolah-sekolah tinggi kedokteran banyak didirikan diberbagai tempat, begitulahrumah-rumah sakit besar yang berfungsiselain sebagai perawatan para pasien,jugasebagai ajang peraktek para dokter dan calon dokter.
Diantaranya sekolah tinggikedokteran yang terkenal:
*Sekolah tinggi kedokteran di Yunde Shafur (Iran)
*Sekolah tinggi kedokteran di Harran (Syria)
*Sekolah tinggi kedokteran di Bagdad.Adapun para dokter yang populer pada masa itu antara lain:
*Abu Zakaria Yuhana bin Miskawaih, seorang ahli formasi di rumah sakitYunde Shafur.
*Sabur bin sahal, direktur rumah sakit Yunde Shafur.
*Hunain bin Ishak (194-264 H/ 810-878 M) seoranng ahli penyakit mataternama.
*Abu Zakaria Ar-Razy kepala rumah sakit di Bagdad dan seorang dokter ahli penyakit campak dan cacar, dan dia juga orang pertam yang menyusun bukumengenai kedokteran anak.
*Ibnu Sina (370-428 H/ 980-1037 M). Ia seorang ilmuan yang multi dimensi,yakni selain mengasai ilmu kedokteran, juga ilmu-ilmu lai, seperti filsafat dansosiologi. Ibnu Sina berhasil menemukan sistem peredaran darah padamanusia diantara karyanya adalah Al- Qur’an fi al rhibb yang merupakanensiklopedi kedokteran paling besar dalam sejarah.
 b.Filsafat
Melalui proses penerjemahan buku-buku filsafat yang berbahasa Yunani para ulama muslim banyak mendalami dan mengkaji filsafat serta mengadakan perubahan serta perbaikan sesuai dengan ajaran islam. Sebab itulah lahirla filsafatislam yang akhirnya menjadi bintangnya dunia filsafat diantara para ahli filsafat
c.Ilmu Astronomi
Ilmu astronomi atau perbintangan berkembang dengan baik, bahkansampai mencapai puncaknya, kaum muslimin pada masa bani Abbasiyahmempunyai modal yang terbesar dalam mengembanngkan ilmu perhitungan.Mereka menggodok dan mempersatukan aliran-aliran ilmu bintang yang berasalatau dianut oleh Yunani, Persia, India, Kaldan. Dan ilmu falak arab jahiliyah.Ilmu bintang memegang peranan penting dalam menentukan garis politik parakhalifah dan amir.Diantara para ahli ilmu astronomi pada masa ini adalah:
*Al-battani atau Albatagnius, seorang ahli astronomi yang terkenal dimasanya.
*Al-Fazzari, seorang pencipta atrolobe, yakni alat pengukur tinggi dan jarak  bintang.
*Abul Wafak, seorang menemukan jalan ketiga dari bulan, jalan kesatu dankedua telah ditemukan oleh ilmuan yang berkebangsaan Yunani.
*Rahyan Al Bairuny, seorang astronomi.
*Abu Mansyur Al Falaky, seorang ahli ilmu falaq.Untuk mendukung perkembangan ilmu ini, para khalifah telah banyak membangun observatorium diberbagai kota, disamping observatorium milik  pribadi ilmuan.

d.Ilmu Matematika

Bidang ilmu matematika juga mengalami kemajuan pesat, diantara paratokohnya yaitu:
*Umar Al Farukhan, seorang insinyur dan arsitek kota Bagdad.
*Al-Khawarizmi, seorang pakar matematika muslim yang mengarang buku Al-Gebra (Al-jabar). Dan dia juga yang menemukan angka nol.
e.Ilmu Farmasi dan Kimia
Pakar ilmu farmasi dan kimia pada masa dinasti Abbasiyah sebenarnyasangat banyak, tetapi yang paling terkenal adalah ibnu Baithar. Ia adalah seorangilmuan farmasi yang produktif menulis, karyanya adalah Almughni (memuattentang obat-obatan) dan lain-lain.